ilustrasi akantosis nigrikans (commons.wikimedia.org/StatPearls/Mark F. Brady; Prashanth Rawla)
Diabetes dapat memengaruhi kulit dengan berbagai cara. Pada orang yang sudah lama hidup dengan diabetes, kadang penyakit tersebut dapat menyebabkan perubahan kulit yang tidak dapat diperbaiki. Masalah kulit lainnya hanya muncul ketika kadar gula darah tinggi dan akan hilang setelah kadarnya kembali normal.
Akantosis nigrikans adalah kelainan kulit yang ditandai dengan lesi kulit berpigmen gelap, menonjol, dan seperti beludru, terutama di lipatan tubuh (seperti di bawah ketiak atau di selangkangan). Orang dengan obesitas atau diabetes kemungkinan besar mengalami akantosis nigrikans.
Akantosis nigrikans paling sering dikaitkan dengan resistansi insulin. Ini terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hatia tidak merespons insulin dengan baik dan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah untuk energi.
Meskipun akantosis nigrikans relatif tidak berbahaya, tetapi ini bisa menandakan kamu memiliki diabetes atau diabetes kamu makin parah atau tidak terkontrol.
Necrobiosis lipoidica diabeticorum (NLD) disebabkan oleh perubahan pada pembuluh darah akibat diabetes yang tidak terkontrol.
NLD menyebabkan bintik-bintik besar, biasanya di kaki bagian bawah, yang awalnya berupa bercak kemerahan dan menonjol di kulit. Seiring waktu, ini berubah menjadi bekas luka berkilau dengan garis tepi ungu.
Penyebab pasti NLD tidak diketahui, tetapi lebih sering terjadi pada perempuan. NLD terkadang terasa gatal atau nyeri, tetapi biasanya tidak memerlukan pengobatan selain menormalkan kadar gula darah.
Kadang, diabetes dapat menyebabkan lepuh pada tangan, kaki, tungkai, dan lengan bawah. Kondisi ini, yang disebut diabetikorum bulosa, terjadi hampir secara eksklusif pada pasien diabetes jangka panjang dan kontrol glukosa yang buruk.
Lepuhnya tampak mirip dengan lepuh luka bakar dan sering disertai sensasi kesemutan. Meski berukuran besar dan terlihat tidak sedap dipandang, lepuh biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Lepuh cenderung hilang dalam tiga minggu jika kadar gula darah terkendali.
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan xanthomatosis erupsi, kondisi kulit yang menyebabkan benjolan kencang berwarna kuning seperti kacang polong yang dikelilingi lingkaran merah.
Kondisi ini bisa terasa gatal dan paling sering berkembang di punggung tangan, kaki, lengan, tungkai, dan bokong.
Laki-laki lebih mungkin mengalami xanthomatosis erupsi. Seperti halnya diabetikorum bulosa, benjolan ini akan hilang begitu diabetes terkendali.
Digital sclerosis adalah komplikasi diabetes jangka panjang yang biasanya terjadi ketika gula darah tidak dikelola secara efektif.
Ini disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke anggota badan dan menyebabkan pengerasan jaringan di sekitar sendi jari kaki, jari tangan, dan tangan.
Digital sclerosis akan membuat kulit menjadi kencang, tebal, dan berlilin, sedangkan sendi di bawahnya akan lebih sulit untuk dilenturkan atau diluruskan.
Satu-satunya pengobatan untuk digital sclerosis adalah dengan mengembalikan kadar gula darah.
Disseminated granuloma annulare (DGA) adalah kondisi jinak dan terbatas yang memengaruhi dua lapisan teratas kulit, yaitu dermis dan jaringan subkutan. DGA dikaitkan dengan kontrol glukosa yang buruk, tetapi mungkin juga merupakan tanda pertama diabetes pada beberapa orang.
DGA paling sering terlihat pada orang dewasa dengan diabetes, menyebabkan bercak kulit berwarna merah muda, ungu muda, atau berwarna daging dengan batas yang jelas. Jari tangan, tangan, dan kaki merupakan area yang paling sering terkena.
DGA cenderung hilang dengan sendirinya dan umumnya membaik dengan diabetes yang terkontrol dengan baik.