Terapi wicara dapat diterapkan untuk kondisi tertentu, seperti di bawah ini:
Gagap adalah gangguan bicara berupa pengulangan atau perpanjangan bunyi, suku kata, dan kata-kata tertentu. Seseorang dengan kondisi gagap sebenarnya paham tentang apa yang ingin dikatakan, tetapi mengalami kesulitan dalam mengungkapkan bahasa verbal secara alami.
Kerusakan bagian tertentu di otak yang bertanggung jawab terhadap kemampuan bahasa dapat memicu terjadinya afasia. Sementara, pada kasus orang dewasa afasia dapat disebabkan oleh stroke.
Seseorang yang mengalami afasia kesulitan mengekspresikan dan memahami bahasa. Kemungkinan lainnya adalah kesulitan menulis atau membaca.
- Specific Language Impairment (SLI)
SLI dapat memengaruhi cara anak berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca. Para ahli sering kali menyebut SLI dengan sebutan disfasia atau gangguan perkembangan bahasa.
Menurut NIDCD, gangguan perkembangan bahasa ini diperkirakan memengaruhi sekitar 7 sampai 8 persen anak-anak. Kondisi ini bisa berdampak hingga dewasa. Untuk itu, terapi wicara diharapkan dapat mengatasi gangguan perkembangan bahasa pada anak.
Gangguan artikulasi mengacu pada permasalahan produksi suara yang melibatkan gerakan terkoordinasi mulai dari bibir, gigi, lidah, langit-langit mulut, dan sistem pernapasan. Orang dengan gangguan artikulasi memiliki problematik yaitu salah mengucapkan kata-kata.
Gangguan resonansi mengubah getaran, sehingga menyebabkan ucapan menjadi tidak jelas. Para ahli sering mengaitkan gangguan resonansi dengan kondisi sumbing atau celah langit-langit.