Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi HIV (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Hidup sehat dan panjang umur sangat mungkin bagi orang dengan HIV.
  • ODHIV harus menjalani terapi antiretroviral (ART/ARV) secara disiplin untuk menjaga kekebalan tubuh tetap optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
  • Perawatan emosional dan mental juga penting bagi ODHIV untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepatuhan terhadap pengobatan.

Hidup sehat dan panjang umur adalah impian banyak orang, termasuk bagi pasien human immunodeficiency virus (HIV). Dengan kemajuan ilmu kedokteran dan ketersediaan pengobatan antiretroviral (ARV), hidup dengan HIV bukan lagi akhir dari segalanya.

Pasien kini dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas jika menerapkan gaya hidup sehat, menjaga pola makan, rutin berolahraga, hingga mematuhi pengobatan. Langkah-langkah ini menjadi kunci untuk menjaga kekebalan tubuh tetap optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Artikel ini akan membahas tips sederhana namun penting agar orang dengan HIV dapat hidup sehat dan panjang umur dengan kualitas hidup yang baik.

1. Disiplin minum obat

Ilustrasi orang sedang minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Orang dengan HIV (ODHIV) harus menjalani terapi antiretroviral (ART/ARV)—highly active antiretroviral therapy (HAART) atau combination antiretroviral therapy (cART).

Minum obat HIV setiap hari, sesuai anjuran dokter, akan membantu menjaga viral load tetap rendah dan jumlah sel CD4 (jumlah sel darah putih yang melawan infeksi) tetap tinggi. Jika melewatkan dosis, bahkan sesekali, itu memberi kesempatan HIV untuk berkembang biak dengan cepat. Ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan pasien bisa jatuh sakit.

Bicaralah dengan dokter jika lupa minum obat. Dalam kebanyakan kasus, jika menyadari lupa minum obat, minum obat sesegera mungkin, lalu minum dosis berikutnya pada waktu yang dijadwalkan (kecuali apoteker atau dokter memberi tahu hal yang berbeda).

Jika merasa sering lupa minum obat, bicaralah dengan dokter atau apoteker tentang cara-cara untuk membantu mengingat minum obat sesuai resep. Atau, bicarakan dengan dokter apakah mungkin untuk mengubah regimen pengobatan agar sesuai dengan kebutuhan perawatan kesehatan dan situasi hidup, yang dapat berubah seiring waktu.

Jika pengobatan HIV Anda dalam bentuk suntikan, sangat penting untuk mengikuti jadwal dosis yang diberikan dokter.

2. Jaga kesehatan mental

Stres, pengobatan, dan HIV itu sendiri dapat memengaruhi suasana hati, sehingga lebih sulit untuk mengikuti rencana pengobatan.

Bicaralah dengan dokter jika merasa tertekan atau cemas, karena kesehatan emosional sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Pilihan pengobatan meliputi:

  • Terapi (individu, kelompok, atau keluarga).
  • Obat-obatan seperti antidepresan.
  • Teknik manajemen stres dan mindfulness.

Menjaga kesehatan mental dapat meningkatkan kesejahteraan dan kepatuhan terhadap pengobatan.

3. Tidur cukup

Ilustrasi tidur.(unsplash.com/Kinga Howard)

Banyak ODHIV mengalami masalah tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hingga 70 persen ODHIV mengalami masalah tidur dibandingkan dengan 30persen pada populasi umum.

Masalah tidur pada ODHIV telah terbukti menyebabkan kepatuhan yang lebih rendah terhadap pengobatan HIV, perkembangan penyakit HIV yang lebih cepat, jumlah CD4 yang lebih rendah, perubahan metabolisme, kualitas hidup yang lebih rendah, gangguan suasana hati, dan depresi.

Diperkirakan bahwa masalah tidur jangka panjang dapat berarti bahwa sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik, yang berarti bahwa seseorang mungkin lebih mungkin jatuh sakit.

Masalah tidur dapat disebabkan oleh rasa tidak nyaman, kekhawatiran, kecemasan, depresi, penyakit, atau efek samping pengobatan. Masalah tidur juga dapat disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk. Penggunaan narkoba dan alkohol dapat menyebabkan masalah tidur.

Perawatan dapat membantu mendapatkan tidur malam yang nyenyak. Dokter mungkin menyarankan:

  • Sleep hygiene yang baik.
  • Terapi perilaku kognitif untuk insomnia.
  • Obat tidur resep.
  • Perawatan untuk masalah kesehatan lainnya, seperti sleep apnea obstruktif.

Tanyakan kepada dokter sebelum mencoba obat tidur, herbal, atau suplemen yang dijual bebas untuk memastikan keamanannya.

Tidur yang cukup dan berkualitas memiliki dampak yang baik untuk kesehatan dan sistem kekebalan tubuh. Tetapkan rutinitas tidur dan gunakan strategi relaksasi jika mengalami kesulitan tidur.

4. Mendapatkan vaksin yang dibutuhkan

Vaksin sangat penting bagi ODHIV karena virus tersebut membuat mereka berisiko lebih tinggi terkena infeksi atau komplikasi yang lebih serius dari infeksi tersebut.

Tanyakan kepada dokter vaksin apa yang dibutuhkan berdasarkan usia dan jumlah sel T.

5. Konsumsi makanan sehat

ilustrasi makan sehat (pexels.com/picjumbo.com)

Makanan yang dimakan dapat meringankan efek samping obat, membantu menjaga berat badan yang sehat dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

Mintalah dokter untuk merujuk ke ahli gizi yang biasa menangani pasien HIV. Secara umum, mereka harus mengonsumsi lebih banyak makanan kaya nutrisi seperti:

  • Buah dan sayur.
  • Biji-bijian utuh.
  • Daging tanpa lemak.
  • Ikan berlemak.
  • Kacang dan lentil.
  • Kacang dan biji-bijian.

ODHIV mungkin perlu suplemen makanan tambahan, tetapi tanyakan dulu kepada dokter yang merawat. Dokter dapat melakukan beberapa tes untuk mengetahui apakah ada kekurangan nutrisi tertentu. Dokter juga akan memberi tahu apa saja yang aman dikonsumsi bersama obat.

Perhatikan keamanan makanan karena HIV meningkatkan kemungkinan tertular penyakit yang berhubungan dengan makanan.

Berikut ini kiat untuk menjaga kesehatan:

  • Jangan makan telur, daging, atau makanan laut mentah atau yang tidak matang sepenuhnya.
  • Jangan minum dari sumber air alami mana pun.
  • Jangan makan atau minum produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Jangan menggunakan talenan yang sama untuk daging dan sayur.
  • Bilas buah dan sayur sampai bersih.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum makan.

6. Jaga kebersihan mulut

Mulut mungkin merupakan bagian tubuh pertama yang terpengaruh saat terinfeksi HIV. Karena infeksi HIV akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, ini berarti ODHIV akan rentan terhadap infeksi dan masalah lainnya. Di mulut, ini dapat menyebabkan rasa sakit dan kehilangan gigi.

Orang dengan HIV mungkin mengalami masalah mulut ini:

  • Mulut kering.
  • Kandidiasis mulut.
  • Lesi putih di sisi lidah (leukoplakia oral).
  • Radang gusi atau gingivitis.
  • Periodontitis ulseratif.
  • Sarkoma Karposi
  • Wabah virus herpes simpleks
  • Sariawan
  • Tukak mulut
  • Serangan virus herpes simpleks di mulut.
  • Sariawan.
  • Ulkus mulut.

Masalah gigi dan mulut yang terkait dengan HIV dapat terasa sakit, yang dapat menyebabkan kesulitan mengunyah atau menelan. Ini dapat membuat ODHIV kesulitan minum obat HIV, serta dapat mengakibatkan kekurangan gizi, karena mungkin mengalami kesulitan makan dan menyerap cukup nutrisi penting. Sistem pencernaan yang terganggu dapat memengaruhi penyerapan obat HIV.

Cara terbaik untuk mencegah masalah ini adalah dengan melakukan hal berikut:

  • Kunjungi dokter gigi untuk jadwal pemeriksaan rutin.
  • Sikat dan bersihkan gigi dua kali sehari selama dua menit.
  • Minum obat HIV sesuai jadwal.
  • Beri tahu dokter jika obat HIV menyebabkan mulut kering. Tanyakan perawatan apa yang terbaik.
  • Jika tidak memiliki dokter gigi tetap, minta rujukan dari dokter perawatan primer atau klinik.

7. Perhatikan kondisi kulit

ilustrasi virus HIV (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Infeksi kulit parah yang tidak kunjung sembuh atau tidak merespons pengobatan terkadang bisa menjadi tanda sesuatu yang serius.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena HIV sering kali mengalami kondisi kulit yang terjadi secara bersamaan atau terus-menerus, baik karena mereka lebih rentan terhadap infeksi tertentu atau karena peradangan.

Ruam merupakan salah satu efek samping yang paling umum dari pengobatan HIV. Jadi, perhatikan kulit jika ada perubahan dan pastikan untuk memeriksakan masalah kulit apa pun.

8. Waspada saat bepergian ke luar negeri

ODHIV harus mengambil tindakan pencegahan ekstra saat bepergian ke luar negeri. Secara khusus, berhati-hatilah dengan makanan dan air yang dikonsumsi.

Penyakit bawaan makanan bisa menyebabkan komplikasi parah pada ODHIV. Bepergian ke wilayah dengan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi oportunistik.

Sebelum bepergian

  • Diskusikan obat dan vaksin dengan dokter setidaknya 4 hingga 6 minggu sebelum bepergian.
  • Periksa asuransi kesehatan. Pertimbangkan untuk membeli asuransi perjalanan tambahan jika asuransi tidak menanggung perawatan darurat di negara lain.
  • Pelajari tentang risiko kesehatan di tempat yang akan dikunjungi. Cari tahu apakah negara yang akan dikunjungi memiliki peraturan kesehatan khusus untuk individu dengan HIV.

Selama perjalanan

  • Pelajari cara menerapkan kebiasaan makan dan minum yang lebih aman untuk mengurangi kemungkinan sakit saat bepergian.
  • Hindari kontak langsung dengan hewan dan kotoran hewan. Kotoran hewan yang ada di tanah, air, atau di trotoar dapat berbahaya bagi ODHIV.
  • Hindari rumah sakit dan klinik tempat pasien tuberkulosis (TB) dirawat.

9. Terapi alternatif, seperti akupunktur

ilustrasi akupunktur (freepik.com/wavebreakmedia_micro)

Banyak ODHIV mengatasi gejala dan efek samping obat-obatan dengan terapi pengobatan komplementer dan alternatif.

Secara khusus, akupunktur dapat meringankan beberapa jenis nyeri kronis.

Meskipun belum ada penelitian yang secara khusus menunjukkan bahwa akupunktur merangsang fungsi kekebalan ODHIV, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa akupunktur meningkatkan sel CD4 pada orang dengan kanker.

Penting untuk mencari tempat akupunktur yang tersertifikasi dan bereputasi baik.

10. Hubungan seks yang aman

Tidak berhubungan seks adalah satu-satunya cara pasti untuk menghindari infeksi menular seksual (IMS). Namun, tidak berhubungan seks bukanlah pilihan yang realistis bagi banyak orang.

Pada ODHIV, berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi pasangan:

  • Konsumsi ARV.
  • Gunakan kondom.
  • Minta pasangan yang HIV negatif menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP).
  • Bicaralah dengan pasangan yang HIV negatif tentang profilaksis pasca pajanan (PEP).

11. Rutin Pap smear

ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (pexels.com/Mikhail Nilov)

HIV meningkatkan risiko perempuan terkena kanker serviks. Jadi, perempuan yang HIV positif harus sangat berhati-hati dan lakukan Pap smear secara berkala.

Disarankan agar perempuan yang HIV positif melakukan Pap smear pertama saat didiagnosis HIV, disusul satu tahun kemudian. Beberapa ahli menyarankan tes kedua dalam waktu enam bulan setelah tes awal.

Perempuan dengan HIV juga lebih mungkin mengalami infeksi ragi dan penyakit radang panggul yang berulang dan lebih agresif.

12. Jauhi narkoba dan alkohol

Minum alkohol secara berlebihan atau mengonsumsi obat-obatan terlarang dapat merusak hati, yang berarti obat HIV mungkin tidak bekerja dengan baik. Obat-obatan tersebut juga dapat menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi.

Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang secara berlebihan juga dapat:

  • Merusak sistem kekebalan tubuh.
  • Merusak organ-organ seperti otak atau hati.
  • Berinteraksi dengan obat HIV.
  • Menyulitkan untuk minum obat dengan benar.
  • Menyebabkan gizi buruk.

13. Berhenti merokok

ilustrasi rokok (IDN Times/Aditya Pratama)

Merokok tidak hanya buruk bagi kesehatan mulut, tetapi juga kesulitan dalam pengobatan HIV. Kebiasaan buruk ini juga meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Kanker paru-paru dan kanker lainnya.
  • Pneumonia bakteri.
  • Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Mintalah bantuan dokter jika merasa kesulitan untuk berhenti merokok. Dokter mungkin memberikan terapi penggantian nikotin, pengobatan, atau terapi perilaku. Jangan menyerah pada percobaan pertama. Peluang untuk berhenti akan meningkat pada setiap percobaan.

14. Tetap aktif

Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan suasana hati dan menurunkan risiko terkena masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu.

Olahraga juga bermanfaat untuk:

  • Meningkatkan kekuatan.
  • Mengurangi risiko depresi.
  • Menddukung sistem kekebalan.
  • Membantu mendapatkan tidur yang nyenyak.

Lakukan olahraga sedang selama 150–300 menit selama seminggu, misalnya bersepeda atau jalan cepat selama 30–60 menit sehari, lima hari seminggu. Latih otot dua kali seminggu, misalnya melalui latihan kekuatan seperti push-up, squat beban tubuh, atau angkat beban.

15. Mendapatkan dukungan

ilustrasi saling mendukung (pixabay.com/Bob Dmyt)

Memiliki dukungan dapat memudahkan ODHIV. Dukungan bisa didapat dari:

  • Teman, pasangan, atau anggota keluarga yang dipercaya.
  • Konselor.
  • Komunitas HIV.

Hidup dengan HIV dapat menjadi tantangan, tetapi akan menjadi lebih mudah jika memiliki dukungan yang tepat.

Beberapa orang khawatir untuk memberi tahu keluarga dan teman-teman bahwa mereka mengidap HIV karena stigma yang sering dikaitkan.

Berhubungan dengan orang-orang yang memberikan dukungan emosional juga dapat mengurangi tekanan mental.

Didiagnosis dengan HIV bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah diterima. Namun, ketahuilah bahwa pengobatan bisa mengelola kondisi, sehingga orang dengan HIV bisa tetap sehat, panjang umur, dan memiliki hidup yang berkualitas.

Menjalani hidup sehat dan bekerja sama dengan dokter sangat penting. Serta, dapatkan dukungan yang diperlukan.

Referensi

"Living with HIV". MedlinePlus. Diakses pada November 2024.
"HIV and Lifestyle Changes". WebMD. Diakses pada November 2024.
"Living with HIV". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada November 2024.
"9 Tips for a Long and Healthy Life with HIV". Healthline. Diakses pada November 2024.
"What is it like to live with HIV?". MedicalNewsToday. Diakses pada November 2024.
"10 Ways to Stay Healthy if You Have HIV". Everyday Health. Diakses pada November 2024.
"Why Should You Take Your HIV Medicine as Prescribed?" HIV.gov. Diakses November 2024.
"HIV, AIDS and Oral Health". MountHealthy. Diakses November 2024.

Editorial Team