ilustrasi pola makan sehat (unsplash.com/Louis Hansel)
Adanya gastritis dapat menjadi tantangan bagi seseorang untuk berpuasa selama Ramadan. Ini karena puasa dapat terasa lebih sulit karena gastritis cukup sensitif dengan kondisi perut yang kosong, serta rentan timbul gejala saat perut kosong. Namun, bukan berarti pasien gastritis tidak dapat berpuasa selama sebulan penuh.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu pasien gastritis tetap sehat selama menjalani puasa Ramadan:
- Disiplin dalam mengatur waktu dan pola makan
Usahakan selalu makan dan minum teratur sesuai dengan waktu sahur dan buka puasa. Pastikan untuk makan dengan porsi secukupnya, agar tidak membebani lambung dengan konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak.
Hindari menunda waktu makan saat sahur dan berbuka puasa agar kondisi perut kosong tidak terlalu lama.
- Pilihlah makanan dan minuman yang tepat
Selama berpuasa, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala gastritis, seperti makanan yang terlalu asam, pedas, dan berlemak.
Rekomendasinya, konsumsilah makanan dan minuman yang mudah dicerna seperti nasi putih, daging ayam rendah lemak, telur, buah-buahan, sayuran matang, dan air putih. Itu semua akan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.
- Hindari makan terlalu cepat dan dalam jumlah banyak
Saat berbuka puasa, sering kali rasa lapar membuat lupa bahwa kamu sudah makan terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Padahal, agar makanan lebih mudah dicerna, yang perlu dilakukan adalah makan secara perlahan dan mengunyah makanan dengan baik. Cara ini dapat membantu lambung memproses makanan dengan lebih mudah dan mencegah peradangan lambung atau munculnya gejala nyeri perut yang tidak diinginkan.
- Berkonsultasi dengan dokter
Sebaiknya, pasien dengan gastritis kronis berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa Ramadan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah lambung dalam kondisi baik dan memungkinkan untuk berpuasa.
Dokter mungkin akan memberikan tambahan obat yang dapat dikonsumsi selama sahur atau berbuka puasa, atau saran medis lainnya.
- Minum obat sesuai dengan instruksi dari dokter
Pasien dengan riwayat penyakit gastritis umumnya mengonsumsi obat yang rutin dikonsumsi. Jadi, penting bagi pasien gastritis untuk membuat jadwal tetap untuk konsumsi obat secara teratur, menyesuaikan dengan waktu sahur dan berbuka puasa.
- Waspadai kemungkinan munculnya gejala akut
Pasien gastritis harus memperhatikan tanda-tanda kekambuhan atau munculnya gejala akut saat berpuasa, seperti rasa sakit atau perih pada lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Jika salah satu gejala tersebut muncul dan dirasakan memburuk, pertimbangkan untuk segera menemui dokter untuk mendapatkan penanganan awal.
Puasa Ramadan bisa menantang bagi orang dengan riwayat gastritis, belum lagi dengan adanya kemungkinan kekambuhan gejala. Namun, dengan cara-cara di atas, menjaga pola makan, serta berkonsultasi dengan dokter secara berkala, maka puasa Ramadan sangat mungkin untuk ditunaikan.
Referensi
"What to Eat and What to Avoid If You Have Gastritis." Healthline. Diakses Maret 2025.
Yasuhiro Koga, “Microbiota in the Stomach and Application of Probiotics to Gastroduodenal Diseases,” World Journal of Gastroenterology 28, no. 47 (December 19, 2022): 6702–15, https://doi.org/10.3748/wjg.v28.i47.6702.
Yehui Duan et al., “Inflammatory Links Between High Fat Diets and Diseases,” Frontiers in Immunology 9 (November 13, 2018), https://doi.org/10.3389/fimmu.2018.02649.
Yuan Li et al., “Association of Symptoms With Eating Habits and Food Preferences in Chronic Gastritis Patients: A Cross‐Sectional Study,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine 2020, no. 1 (January 1, 2020), https://doi.org/10.1155/2020/5197201.
"Pasien Gastritis ingin Berpuasa? Bisa Lakukan Hal Ini!." Yayasan Gastroenterologi Indonesia. Diakses Maret 2025.