ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Gejala trigeminal neuralgia bisa diobati dengan kombinasi obat-obatan, pembedahan, dan terapi komplementer. Obat-obatan untuk trigeminal neuralgia yaitu mencakup:
- Obat antikonvulsan: Karbamazepin biasanya merupakan pilihan pertama untuk mengobati nyeri yang berhubungan dengan trigeminal neuralgia. Dokter kemungkinan juga akan meresepkan obat antikonvulsan lainnya, mencakup oxcarbazepine, phenytoin, lamotrigin, gabapentin, sodium valproate, clonazepam, dan topiramate. Jika pasien telah menggunakan salah satu dari obat-obatan tersebut dan merasa tidak banyak membantu, dokter mungkin akan meningkatkan dosisnya atau bisa mencoba pengobatan lainnya. Sementara obat antikonvulsan bisa membantu menghilangkan rasa sakit, ada beberapa efek sampingnya termasuk mual, pusing, kantuk, dan kebingungan.
- Antidepresan trisiklik: Amitriptyline atau nortriptyline merupakan obat yang paling umum dalam kategori ini, dan umumnya digunakan untuk mengobati gejala TN2.
- Relaksan otot: Baclofen bisa digunakan sendiri atau bersama-sama dengan karbamazepin atau fenitoin.
- Obat lain: Suntikan toksin botulinum bisa digunakan untuk memblokir saraf sensorik. Dalam beberapa kasus, blok saraf digunakan untuk mengobati sementara.
Jika pasien tidak merespons salah satu dari obat-obatan di atas atau yakin jika kondisinya memburuk dari waktu ke waktu, maka pasien bisa menjadi kandidat untuk menjalani operasi.
Pasien akan memiliki beberapa pilihan bedah. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan satu untuk pasien berdasarkan tingkat keparahan rasa sakitnya, preferensi pasien, kesehatan fisik, riwayat operasi sebelumnya, dan risiko serta manfaat relatif dari operasi tersebut. Namun, lebih sulit untuk melakukan operasi pada pasien dengan TN2.
Teknik bedah perkutan (melalui kulit) yaitu meliputi:
- Kompresi balon.
- Rhizotomi injeksi gliserol.
- Lesi termal frekuensi radio.
Dekompresi mikrovaskular
Ini merupakan prosedur bedah yang lebih invasif. Ini biasanya yang paling sukses dari seluruh prosedur ini karena bisa memberikan pereda nyeri hingga 10 tahun (lebih dari 70 persen pasien telah melihat semacam perbaikan gejala).
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan solusi jangka panjang, di mana saraf trigeminal bisa pulih dan kembali ke keadaan yang lebih normal dan bebas rasa sakit. Namun, ini invasif karena ahli bedah harus membuat lubang di belakang telinga, sehingga memperlihatkan akar saraf trigeminal.
Pembukaan ini mengekspos pembuluh darah yang kemungkinan menekan saraf, setelah ahli bedah mengidentifikasi pembuluh darah tertentu, mereka menempatkan bantalan antara saraf dan pembuluh darah. Pasien yang lebih muda yang dinyatakan dalam keadaan kesehatan yang baik merupakan kandidat yang paling cocok untuk prosedur ini.
Radiosurgery stereotactic
Ini menggunakan operasi Gamma Knife, CyberKnife, atau LINAC, untuk memberikan jumlah radiasi yang sangat terkonsentrasi pada akar saraf trigeminal, di mana ia bertemu dengan batang otak.
Sesudah prosedur ini, lesi akan terbentuk pada saraf yang akan mengganggu kemampuannya untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak, meski akibatnya pasien mungkin makin mati rasa di wajahnya. Kemungkinan perlu beberapa minggu sebelum pasien mulai melihat efek dari prosedur ini. Radiosurgery stereotactic umumnya menghilangkan gejala selama sekitar 3 tahun.
Terapi komplementer
Terdapat pendekatan lain yang bisa digunakan pasien dengan terapi obat, termasuk:
- Yoga.
- Meditasi.
- Aromaterapi.
- Visualisasi kreatif.
- Latihan berdampak rendah.
Terapi tambahan yang kemungkinan membantu meliputi:
- Akupunktur.
- Konseling atau terapi suportif.
- Terapi vitamin.
- Kiropraktik.
- Biofeedback.
- Terapi nutrisi.
Itulah deretan fakta medis seputar trigeminal neuralgia. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat kondisi ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya.