Trikomoniasis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Trikomoniasis atau trich adalah penyakit menular seksual nonvirus paling umum di dunia. Menurut data dari American Sexual Health Association dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diperkirakan terjadi 1 juta kasus trikomoniasis baru setiap tahunnya.
Trikomoniasis lebih sering terjadi pada perempuan dan sebanyak 2,3 juta perempuan mengalaminya pada usia antara 14-49 tahun.
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan. Tanpa pengobatan, penyakit ini bisa berlanjut dan menimbulkan berbagai komplikasi.
Peradangan genital akibat trikomoniasis bisa meningkatkan risiko penderitanya tertular HIV dan jenis penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, penderita trikomoniasis juga lebih mudah untuk menularkan HIV ke orang lain.
Tak boleh diremehkan, berikut ini fakta medis seputar penyebab, gejala, risiko komplikasi, hingga pengobatan trikomoniasis.
1. Penyebab
Dilansir Medical News Today, trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Organisme protozoa bersel satu ini berpindah dari orang ke orang ketika berhubungan seks.
Seseorang bisa menularkannya lewat hubungan seks oral, anal, atau vaginal, atau juga bisa melalui sentuhan alat kelamin.
Pada perempuan, parasit tersebut menyebabkan infeksi pada vagina, uretra, atau bisa juga keduanya. Sementara pada laki-laki, infeksi hanya terjadi di uretra.
Seperti dijelaskan di Healthline, trikomoniasis tidak bisa ditularkan melalui kontak fisik seperti berpelukan, berciuman, berbagi piring, atau lewat dudukan toilet. Selain itu, trikomoniasis juga tidak dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak melibatkan alat kelamin.
Risiko penularan bisa meningkat karena beberapa faktor, yaitu:
- Punya banyak pasangan seksual
- Memiliki riwayat penyakit menular seksual lainnya
- Transmisi trikomoniasis sebelumnya
- Berhubungan seks tanpa kondom atau metode penghalang lainnya