Dokter Raghavan menyebut temuannya dan tim sebagai sebuah "kontribusi penting dalam mengeri bagaimana tinggi badan bisa berhubungan dengan kondisi medis dari perspektif epidemiologi".
"Saya rasa temuan ini adalah langkah pertama terhadap penafsiran risiko penyakit di mana kita mengidentifikasi kondisi berdasarkan tinggi badan sebagai faktor risiko," kata Dr. Raghavan.
Sebagai kesimpulan, riset ini digadang-gadang sebagai bukti bahwa tinggi badan adalah faktor risiko yang penting untuk berbagai kondisi medis umum, terutama yang melibatkan kaki dan tangan. Temuan ini dapat berguna untuk menilai risiko medis dan pemantauan penyakit.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa masih banyak riset yang perlu dilakukan agar temuan ini benar-benar bisa mengubah perawatan klinis. Selain itu, penelitian ini mencatat bahwa penelitian selanjutnya juga diharapkan berfokus pada mekanisme yang bisa mengaitkan tinggi badan dengan kondisi kesehatan.
"Penelitian selanjutnya harus menimbang apakah memadukan tinggi badan dengan penilaian risiko penyakit bisa menjadi strategi untuk mencegah faktor risiko kondisi kesehatan spesifik lainnya," kata Dr. Raghavan.
Jadi, apakah lebih baik tidak tinggi? Tidak juga. Masih banyak penelitian yang harus dilakukan mengenai hubungan tinggi badan dan kondisi medis tertentu. Jangan khawatir dan tetap bangga dengan tinggi badanmu, ya!