ilustrasi daging ikan salmon (unsplash.com/Abstral Official)
Nah, favorit kebanyakan orang, daging salmon terlihat menggiurkan dengan warna merah muda dan sedikit merah oranye. Warna ini datang dari zat karotenoid bernama astaksantin yang berasal dari udang dan kepiting kecil, makanan utama ikan salmon. Karena astaksantin tahan panas, maka daging salmon tetap berwarna kemerahan setelah digoreng.
Selain itu, ikan yang sering dijadikan wellington dan mentai ini lebih berlemak dan berminyak dibandingkan tuna, sehingga cocok untuk diolah dengan berbagai teknik, dari goreng, panggang, grill, hingga dimakan mentah sebagai sashimi atau salad!
Jenis salmon yang paling sering kita temui adalah yang dijala dari Samudra Pasifik, yaitu Sockeye, Chinook, dan Coho.
ilustrasi daging ikan salmon (pixabay.com/Robert-Owen-Wahl)
Dari segi kandungan, daging salmon kaya akan vitamin D dan lemak omega-3. National Health Institute (NIH) memaparkan bahwa vitamin D dibutuhkan untuk penyerapan kalsium demi kesehatan tulang. Selain itu, vitamin D juga berperan penting dalam meningkatkan sistem imun dan kesehatan otak.
Di sisi lain, karena omega-3 adalah lemak esensial yang tidak dapat diproduksi tubuh, maka konsumsi salmon amat disarankan! Omega-3 dapat menekan kadar trigliserida dan meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) dalam darah.
Menurut sebuah studi di Norwegia yang dimuat dalam British Journal of Nutrition tahun 2016, dari 38 peserta yang mengonsumsi salmon selama 4 minggu, mereka melaporkan peningkatan kadar HDL dan penurunan trigliserida secara signifikan, dibandingkan mereka yang makan ikan atau daging tanpa lemak.