Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak sekolah di dalam kelas (pexels.com/muallim nur)
ilustrasi anak sekolah di dalam kelas (pexels.com/muallim nur)

Intinya sih...

  • Sebuah penelitian menemukan, konsentrasi mikroplastik di dalam kelas jauh lebih tinggi dibanding udara di luar sekolah.

  • Anak-anak usia 6-7 tahun memiliki paparan tertinggi, dengan perkiraan 1,57 nanogram plastik per kilogram berat badan per hari.

  • Kadar mikroplastik lebih tinggi pada musim semi dibanding musim dingin karena suhu dan kelembapan yang lebih tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di balik pembelajaran dan tawa riang anak-anak di kelas, ada ancaman yang tak terlihat. Ternyata, udara yang mereka hirup setiap hari penuh dengan partikel plastik berukuran sangat kecil.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Environment International oleh peneliti dari Spanyol dan Portugal mengungkap temuan mengejutkan, bahwa konsentrasi mikroplastik di dalam kelas jauh lebih tinggi dibanding udara di luar sekolah.

Anak-anak menghirup lebih banyak mikroplastik di sekolah dibanding di luar ruangan

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah dasar di Estarreja, Portugal, hanya satu kilometer dari kompleks industri yang telah lama memproduksi polyvinyl chloride (PVC). Lokasi ini dianggap berkontribusi pada tingginya kadar polutan, meski arah anginlah yang kemudian menunjukkan potensi sumber sebenarnya.

Dengan menggunakan teknologi analisis mutakhir Pyr-GC-Orbitrap-MS, para peneliti meneliti 70 sampel udara dari empat ruang kelas (anak usia 3–11 tahun) dan halaman sekolah.

Mereka menemukan enam jenis polimer plastik (makromolekul yang tersusun dari banyak unit monomer berulang melalui ikatan kimia, bersifat fleksibel, ringan, dan tahan lama sehingga umum digunakan sebagai bahan plastik), termasuk polymethyl methacrylate, polypropylene, nylon-6,6, nitrile butadiene rubber, polystyrene, dan PVC, serta jejak bahan kimia lain seperti ftalat, nikotin, dan pestisida.

Rata-rata, konsentrasi mikroplastik di dalam ruang kelas mencapai 21,8 ng/m³, lebih tinggi dibandingkan udara luar yang “hanya” 13,4 ng/m³. Bahkan, polystyrene terdeteksi di setiap sampel udara kelas, seakan plastik ini tak pernah benar-benar pergi.

Studi juga menunjukkan, anak-anak usia 6–7 tahun memiliki paparan tertinggi, dengan perkiraan 1,57 nanogram plastik per kilogram berat badan per hari. Jumlah ini mungkin masih lebih rendah dari kondisi sebenarnya karena pengukuran hanya berfokus pada partikel PM₁₀, yang sebagian tidak bisa terhirup dalam.

Menariknya, kadar mikroplastik lebih tinggi pada musim semi dibanding musim dingin. Hal ini kemungkinan terkait suhu dan kelembapan yang lebih tinggi, yang mempercepat proses pecahnya material plastik menjadi partikel mikro.

Kenapa temuan studi ini mengkhawatirkan?

ilustrasi anak sekolah (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Mikroplastik bukan hanya masalah di laut atau rantai makanan. Saat terhirup, partikel ini dapat masuk jauh ke dalam sistem pernapasan, memicu reaksi peradangan, dan dalam jangka panjang berpotensi memengaruhi kesehatan paru maupun sistem imun.

Anak-anak menjadi kelompok paling rentan karena mereka bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa sehingga menyerap lebih banyak udara relatif terhadap berat badan.

Penelitian ini adalah yang pertama memotret kualitas udara dalam kelas secara mendalam, sekaligus memberi alarm bahwa plastik ada di udara yang setiap hari dihirup anak-anak. Para ahli menegaskan perlunya pemantauan kualitas udara yang lebih ketat di sekolah, terutama di daerah dengan risiko polusi tinggi.

Referensi

Ana Torres-Agullo et al., “Airborne Microplastics and Plastic Additives in a School Environment: Identification, Quantification, and Associated Inhalation Risks,” Environment International, August 1, 2025, 109753, https://doi.org/10.1016/j.envint.2025.109753.

"Study shows children inhale more microplastics inside school than outside." News Medical Life Sciences. Diakses September 2025.

Editorial Team