ilustrasi vaksin ZF2001 (asia.nikkei.com)
Dikutip oleh Reuters pada Sabtu (17/7/2021) lalu, sebuah penelitian pada 16 Juli 2021 di Tiongkok menemukan vaksin ZIFIVAX menunjukkan potensi untuk melawan varian B.1.617.2 atau varian Delta, mutasi SARS-CoV-2 yang dominan secara global. Akan tetapi, efek keampuhan ZIFIFAX pada varian Delta terlihat "sedikit berkurang".
Para peneliti dari Institut Mikrobiologi Akademi Ilmu Pengetahuan China menguji keampuhan vaksin buatan Anhui ini terhadap empat variant of concern (VoC) dan tiga variant of interest (VoI) mutasi SARS-CoV-2, yaitu:
- B.1.1.7 (Alpha)
- B.1.351 (Beta)
- P.1 (Gamma)
- B.1.617.2 (Delta)
- B.1.429 (Epsilon)
- B.1.525 (Eta)
- B.1.617.1 (Kappa)
Fokus tertuju pada varian Delta yang dianggap paling cepat menular dibandingkan varian lainnya. Penelitian ini melibatkan 28 relawan yang telah disuntik tiga dosis ZIFIVAX.
Saat dites terhadap partikel yang mirip dengan varian Delta, efek penetralan (neutralizing effect) dari sampel serum dari relawan yang telah menyelesaikan tiga dosis ZIFIVAX terlihat efektif pada varian Alpha.
Meskipun para peneliti menemukan pengurangan sebesar 1,2 lipat, mereka kekeh kalau vaksin ini masih ampuh terhadap varian Delta. Selain itu, Reuters melansir bahwa sampel serum relawan yang menerima dosis ketiga dengan jeda yang lebih lama menunjukkan efek penetralan yang lebih besar terhadap varian-varian COVID-19.
"ZF2001 mempertahankan efek penetralan terhadap varian Delta yang baru-baru ini muncul dan sangat menular," tulis para peneliti.
Studi ini dimuat dalam jurnal medRxiv dan belum menjalani ulasan sejawat (peer review). Oleh karena itu, para peneliti Akademi Ilmu Pengetahuan China memperingatkan bahwa butuh penelitian mendalam dengan data uji klinis tahap ke-3 dan skenario dunia nyata untuk melihat keampuhan ZIFIVAX terhadap varian Delta.