ilustrasi SARS-CoV-2 (technologynetworks.com)
Minggu lalu, B117 pertama kali diidentifikasikan di Afrika Selatan. Sejak pengumuman penemuan B117 tersebut, negara-negara berbondong-bondong menutup dirinya dari Afrika Selatan.
Melansir CNBC pada hari Rabu, Inggris secara resmi mengumumkan munculnya dua kasus strain SARS-CoV-2 baru, B117. Sementara, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengkhawatirkan bahwa B117 akan menjadi masalah baru untuk dunia karena lebih cepat menyebar.
“Varian baru ini sangat memprihatinkan, karena menular lebih cepat dan tampaknya, telah bermutasi lebih jauh daripada virus corona baru yang ada saat ini di Inggris,” papar Hancock.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di luar 10 Downing Street setelah sembuh dari COVID-19 di London, Inggris, pada 27 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley
Mengetahui infeksi B117 sejak Sabtu lalu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan bahwa B117 menyebar 70 persen lebih cepat. Oleh karena itu, Johnson mengeluarkan larangan bepergian hingga 30 Desember.
"Ketika virus mengubah metode serangannya, kita juga harus mengubah metode pertahanan," kata Johnson dilansir CNBC.
Meskipun belum banyak dipelajari mengapa bisa menyebar lebih cepat, B117 diketahui bermutasi sejak September lalu. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, B117 juga ditemukan di Denmark, Belanda, Irlandia Utara, dan Australia.
Singapura tidak sendiri. Negara-negara Eropa dan tetangga Inggris seperti Irlandia, Jerman, Belgia, dan Prancis, serta negara-negara di benua lainnya juga ikut melarang penerbangan atau pendatang dengan riwayat kunjungan ke Inggris dalam jangka waktu 14 hari.