ilustrasi interaksi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)
Dipimpin oleh Cleveland Clinic, studi bertajuk "Endophenotype-based in silico network medicine discovery combined with insurance record data mining identifies sildenafil as a candidate drug for Alzheimer’s disease" yang dimuat dalam jurnal Nature Aging pada 6 Desember 2021 berfokus pada pengobatan untuk menghambat penyakit Alzheimer.
Selanjutnya, para peneliti menyaring lebih dari 1.600 obat yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer dan memiliki izin dari BPOM Amerika Serikat (FDA). Dari jumlah tersebut, para peneliti mendapatkan 66 obat yang berpotensi mengobati penyakit tersebut.
Dari hasil uji coba pada hewan dengan Alzheimer, sildenafil atau Viagra ditemukan paling menjanjikan. Setelahnya, para peneliti juga meneliti klaim asuransi obat dari 7,23 juta penduduk Amerika Serikat (AS).
"Ini adalah salah satu dari usaha-usaha kami yang mendorong pemakaian obat-obatan atau senyawa pengobatan lain yang berpotensi menjadi kandidat untuk uji klinis pengobatan penyakit Alzheimer," ujar Jean Yuan, direktur program Translational Bioinformatics and Drug Development di bawah naungan National Institute on Aging (NIA) yang mendanai penelitian ini.