ilustrasi ibu bermain dengan bayinya (pexels.com/RDNE Stock project)
Bayi yang sehat dilahirkan dengan respons motorik dasar, dikenal sebagai refleks bayi baru lahir, yang membantu mereka bertahan dan berkembang di lingkungan baru mereka.
Beberapa dari refleks bayi ini mungkin tidak kentara, sementara yang lain, seperti refleks Moro (alias refleks terkejut atau refleks kaget), cukup sulit untuk dilewatkan. Namun, semuanya semua refleks tersebut penting dan cenderung memiliki tujuan khusus. Itulah kenapa dokter anak akan memeriksa refleks bayi pada pemeriksaan pertama bayi satu atau dua hari setelah ia lahir, seperti dijelaskan dalam laman What to Expect.
Refleks Moro adalah respons pada bayi baru lahir terhadap sesuatu yang tidak terduga, misalnya suara keras atau sensasi jatuh (misalnya saat diangkat dari tempat tidur). Ini sering terjadi saat bayi sedang tidur, tetapi bisa juga saat bayi terjaga.
Saat mengalami refleks kaget ini, bayi secara tiba-tiba akan melengkungkan punggungnya, mengayunkan lengannya ke atas dan ke luar, serta membuka tangannya. Kemudian, bayi akan menangkat lututnya dan mendekatkan lengan dan kepalan tangan ke tubuhnya, seolah ia berusaha untuk memeluk dirinya sendiri. Beberapa detik kemudian, refleks tersebut akan berhenti dan bayi setelahnya mungkin akan menangis.
Walaupun tangis bayi bisa sangat kencang, tetapi tidak perlu khawatir karena ini sama sekali tidak mengganggu bayi dan merupakan indikasi bahwa ia sehat dan berkembang sebagaimana mestinya. Anggaplah ini sebagai upaya pertama bayi yang baru lahir untuk melindungi dirinya sendiri.
Kadang bayi bisa terkejut sendiri saat bangun atau karena tangisannya sendiri, dan kemudian kesulitan menenangkan sendiri dirinya (bahkan kadang membuatnya menangis kencang). Akan tetapi, bayi sering kali tidak terganggu sama sekali dan akan langsung tertidur kembali, seolah tidak terjadi apa-apa.
Menurut Stanford Medicine, refleks Moro biasanya berlangsung hingga bayi berusia sekitar 2 bulan.