Nah, sekarang kita sudah tahu bahwa di lingkungan medis, penanganan untuk pasien virus corona harus ekstra hati-hati karena ada kemungkinan penularan airborne di udara beraerosol. Itulah kenapa seorang dokter asal Amerika Serikat, Eddy Joe melalui Instagramnya mengimbau rekan-rekannya agar mengenakan alat perlindungan diri (APD) yang disarankan dalam situasi airborne.
Disclaimer: jurnal dari University of Nebraska Medical Center, yang digunakan Eddy Joe, yang menyatakan bahwa COVID-19 adalah airborne itu belum dilakukan peer-review, sehingga belum bisa dipastikan valid atau tidaknya. Terlepas dari itu, WHO sendiri sudah mengatakan melalui situs resminya bahwa COVID-19 memungkinkan airborne dalam tindakan medis tertentu. Sehingga Eddy Joe mengajak rekan-rekan tenaga medis agar menerapkan keamanan penanganan medis yang standarnya waspada penyakit airborne.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun sudah merekomendasikan hal yang serupa. Namun banyak rumah sakit di dunia yang menggunakan APD biasa, karena mengira penularan hanya terjadi melalui droplet.
APD standar airborne yang dimaksud adalah masker N95, baju gaun, pelindung mata/wajah, dan detail lain yang termasuk dalam airborne precautions. Mereka menyarankan demikian untuk berjaga-jaga karena melihat bahwa virus tersebut bisa disebut "airborne" dalam situasi medis.
Yang perlu kamu perhatikan jika terpaksa keluar dari rumah. (IDN Times/Sukma Shakti)
Kesimpulannya, kita sebagai masyarakat awam tidak perlu khawatir berlebihan mengenai hal ini. Akan tetapi, para petugas medis wajib mengenakan APD yang standar untuk penanganan penyakit airborne. Dengan begitu, jumlah petugas yang tumbang bisa diminimalkan.
Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona)