Awal muncul gejala pada kulit rata-rata terjadi di usia 1 hingga 2 tahun. Gejala pada kulit termasuk:
- Sunburn pada paparan minimal sinar UV
- Muncul bintik-bintik atau makula (freckle-like) hiperpigmentasi pada area kulit yang terpapar sinar matahari
- Kulit kering dengan peningkatan pigmentasi jika terkena paparan sinar matahari terus-menerus
- Keratosis aktinik muncul di usia dini sebagai lesi prakanker.
Selain gejala kulit, ada juga gejala mata yang tidak kalah penting pada penyakit XP. Gejala mata, termasuk:
- Fotofobia, gangguan yang membuat mata sangat sensitif terhadap cahaya
- Injeksi konjungtiva, melebarnya pembuluh darah konjungtiva
- Mata kering
- Kekeruhan kornea, akibat keratitis parah jika terjadi paparan sinar UV terus-menerus
- Atrofi kulit kelopak mata
- Peningkatan pigmentasi dan hilangnya bulu mata pada kelopak mata
- Muncul massa jinak pada konjungtiva
- Muncul kanker di sekitar mata, seperti melanoma, epitelioma, dan karsinoma sel skuamosa
Pengidap XP juga mengalami kelainan saraf. Kelainan sistem saraf dapat bersifat ringan (seperti hiporefleksia) hingga berat, dengan retardasi mental yang progresif, tuli sensorineural, pastisitas (peningkatan tonus otot), atau kejang.
Bentuk yang bersifat parah dikenal sebagai sindrom De Sanctis–Cacchione, melibatkan gejala kulit dan mata serta kelainan sistem saraf tambahan, termasuk ukuran kepala yang kecil (mikrosefalus), kecerdasan rendah, hipofleksia atau afleksia (refleks lambat atau tidak ada refleks), spasitas, dan kontrol gerakan tubuh yang buruk (ataksia).