“The Uncanny” merupakan publikasi dari psikolog ternama Sigmund Freud yang diterbitkan tahun 1919. Dalam artikelnya, Freud mengatakan manusia dapat merasa takut atau terancam akibat sesuatu yang familiar dan tidak familiar pada waktu bersamaan.
Ia menggunakan analogi bahwa kita akan segera fokus kepada satu bagian tubuh yang berbeda atau hilang dibanding fokus terhadap bagian tubuh lain yang masih utuh. Maksudnya?
Analogi tersebut cocok jika digandengkan dengan contoh bahwa ada seorang anak yang menangis melihat seorang lain yang diamputasi kakinya, karena anak tersebut tidak mengerti mengapa kaki seorang yang ia lihat tersebut bisa diamputasi. Sementara profesor psikologi di Harvard, Prof Steven C Schlozman mengkomparasikan “The Uncanny” dengan rasa takut yang dialami kebanyakan orang terhadap badut.
Ia berpendapat bahwa sebenarnya badut memiliki fitur wajah dan proporsi tubuh yang sama dengan kita; dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, dua tangan dan kaki, dan lainnya, hal ini familiar bagi otak kita. Tetapi pada beberapa tempat, mereka terlihat seolah mereka memiliki anggota tubuh yang berbeda. Contohnya badut seringkali pakai aksesoris tambahan di hidung mereka, cat putih pada wajah, sepatu yang kebesaran serta senyum yang terlihat aneh. Hal-hal inilah yang tidak otak kita kenali (Tidak familiar).
Fokus kita kepada hal-hal yang tidak familiar bagi otaklah yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan atau takut terhadap badut.