Penelitian-penelitian terkait viagra dan perempuan dikatakan tidak terlalu menjanjikan sehingga butuh penelitian lebih lanjut. Data-datanya tidak kuat dalam menunjukkan efek positif, sehingga dirasa masih kurang aman. Maka dari itu, diciptakanlah obat kuat viagra untuk perempuan, yaitu flibanserin.
Flibanserin punya cara kerja yang berbeda dengan viagra. Kalau viagra meningkatkan aliran darah ke area kelamin, flibanserin mengaktifkan komponen kimia di otak. Disebutkan bahwa flibanserin lebih mengarah ke obat antidepresan yang bisa membantu meningkatkan gairah seksual. Efek sampingnya adalah pusing, mudah mengantuk, mual, dan kelelahan.
Melansir Harvard Health Publishing, viagra diminum sebelum melakukan seks, sementara flibanserin diminum setiap hari. Flibanserin hanya disetujui penggunaannya untuk perempuan di masa pramenopause. Manfaatnya yang telah terbukti adalah meningkatkan kepuasan untuk beberapa perempuan.
Jika ditanya apakah viagra memberikan dampak positif pada perempuan, jawabannya adalah iya. Namun, apakah itu berarti perempuan boleh meminumnya terus-menerus? Jawabannya masih belum diketahui dan perlu didiskusikan dengan dokter.
Bila memang mengalami gangguan seksual, apalagi penyebabnya berhubungan dengan kondisi mental atau emosional, baiknya konsultasikan dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.