Kita dapat berpikir bahwa penis, vagina dan organ-organ seksual lainnya lah yang membuat kegiatan mengalami orgasme, namun sebenarnya bukan itu melainkan otak yang memegang kunci kenikmatan seksual kita. Dari hasil penelitian para ilmuwan menggunakan scan MRI pada kepala, ilmuwan menemukan adanya aktifitas yang sangat kuat di otak ketika berhubungan seks dan mencapai orgasme.
Hormon dopamine lah yang menyebabkan hal itu. Dopamine di otak juga dibantu oleh oksitosin, hormon yang menjadi mediasi rasa cinta dari pasangan. Tidak salah jika ada yang berpendapat bahwa kenikmatan seks yang sesungguhnya datang dari mereka yang benar-benar saling mencintai.
Scan di kepala juga membuktikan bahwa aktifitas otak ketika orgasme tidaklah berbeda jauh di antara pria dan wanita. Ketika mencapai fase ketiga, otak kita memadamkan kemampuan untuk mengontrol diri, berlogika, dan evaluasi diri. Masuk akal jika sering kali kita tidak mampu mengontrol diri ketika orgasme. Bahkan rasa takut dan kecemasan pun tertutup akan hal ini.
Untuk wanita, emosi yang dimilikinya akan berkurang ketika memasuki fase orgasme, membuat mereka lebih memiliki sifat pria dan mengoneksikan rasa sakit dan kenikmatan sebagai satu kesatuan. Sedangkan untuk pria sendiri, keagresifitasannya akan berkurang.
ilustrasi bercinta (liveviewstudios.com)
Sekarang kalian paham kan mengapa ada kasus-kasus kehamilan yang tak direncanakan? Titik orgasme ketika seks membuat kita gak bisa mengontrol diri, lalu bagaimana kita mau mengontrol kehamilan? Kontrol diri aja susahnya bukan main. Namun tetap kamu lah tuan dari pikiran dan tindakanmu sendiri ya. Jadi, berlatihlah untuk memaksa diri agar bisa terkontrol!