Seminggu ke belakang, viral seorang remaja laki-laki asal Probolinggo, Jawa Timur, yang menjadi korban pemerkosaan seorang biduanita atau penyanyi dangdut perempuan. Ia yang masih di bawah umur ini mengaku dicekoki minuman keras dan diperkosa selama tiga hari oleh pelaku.
Bukannya berempati, mendengar kasus ini, banyak warganet justru menyalahkan korban atau victim blaming. Komentar yang dilontarkan pun tajam. Mereka menyerang korban yang dinilai "mau-mau saja", mengatakan bahwa ia adalah orang yang beruntung, dan meragukan status "pemerkosaan" karena remaja laki-laki itu dianggap menikmati tindakan pelaku.
Pernyataan terakhir itu banyak diamini oleh warganet. Banyak warga +62 yang menganggap kasus pemerkosaan ini bukan didasarkan oleh paksaan karena korban bisa ereksi. Menurutnya, dalam kondisi tersebut, korban artinya menikmati tindakan pelaku.
Padahal anggapan itu salah besar. Berikut ini penjelasannya secara ilmiah.