Stres bisa memengaruhi banyak hal, termasuk siklus menstruasi. Ini dijelaskan dalam penelitian berjudul "Factors Associated with Menstrual Cycle Irregularity and Menopause" yang diterbitkan di jurnal BMC Women's Health pada tahun 2018.
Mengacu pada studi tersebut, haid tidak teratur dikaitkan dengan banyak faktor, seperti stres, obesitas, dan merokok. Di sisi lain, saat stres meningkat, ada kemungkinan periode menstruasi berhenti untuk sementara. Kondisi ini dikenal sebagai amenore sekunder.
Dilansir dari laman Everyday Health, stres bisa menekan fungsi hipotalamus, yang mengontrol kelenjar pituitari. Ini adalah kelenjar utama tubuh yang mengontrol kelenjar tiroid, adrenal, dan ovarium. Semuanya bekerja sama untuk mengatur hormon.
Disfungsi ovarium bisa mengakibatkan masalah pada produksi estrogen, ovulasi, atau proses reproduksi lainnya. Apabila ovarium tidak berfungsi dengan baik, efek sampingnya adalah menstruasi terlewat atau siklus haid tidak teratur.