ilustrasi tampon (freepik.com/freepik)
Sudah ada sejak 1930-an dan umum digunakan di negara Barat, tampon bisa dibilang kurang umum dipakai perempuan Tanah Air dan mungkin produknya sendiri hanya bisa ditemukan di kota-kota besar.
Dengan ukuran yang lebih kecil dibanding pembalut, tampon yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam vagina bisa membuat pemakaiannya merasa lebih leluasa saat beraktivitas fisik.
Meski begitu, tampon juga memiliki kekurangan. Kata dr. Riska, karena minumnya kapasitas penyerapan (sekitar 5 ml), tampon harus sering diganti setiap 4-8 jam sekali. Kalau dipakai sebelum tidur, kamu harus segera menggantinya saat bangun tidur.
ilustrasi tampon dan siklus menstruasi (freepik.com/freepik)
Selain itu, ada kekhawatiran kalau penggunaan tampon, khususnya bila dipakai tidak benar atau tidak sering diganti, yaitu dapat mengakibatkan toxic shock syndrome (TSS), kondisi masuknya bakteri atau racun bakteri ke dalam darah. Jika tidak ditangani, TSS dapat berakibat fatal.
“TSS bisa berpotensi fatal. Ketahui gejala-gejalanya terlebih dulu, seperti demam; kulit, mata, dan lidah berubah kemerahan, sampai penurunan kesadaran karena tekanan darah rendah. Salah satu faktor risikonya adalah tampon yang digunakan terlalu lama dalam vagina,” dr. Riska memaparkan`.
Ini karena tampon bisa menjadi media pertumbuhan bakteri patogen dalam vagina, sehingga bakteri bisa naik ke dalam rahim atau masuk ke pembuluh darah di sekitar vagina. Oleh karena itu, dr. Riska tidak menyarankan tampon dengan kapasitas super absorbent (10 ml) karena dapat dipakai lebih lama dan ini dapat meningkatkan risiko TSS.