Anggapan di atas merupakan pendapat populer di antara pasangan. Peneliti pun mencoba mengambil sudut pandang objektif dari sisi ilmiah.
Sebuah penelitian dalam Journal of Sexual Behaviour mencoba menjelaskannya. Dalam pengumpulan datanya, studi ini melibatkan sekitar 100 pasangan heteroseksual yang juga pengantin baru. Setiap pasangan diminta mengisi survei dan menuliskan diari tentang seks dan konflik dalam hubungannya selama 2 minggu dan setelah 6 bulan.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pasangan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berhubungan seks pada hari setelah pertengkaran. Sisi emosional menyebabkan pasangan enggan melakukan kontak intim.
Selain itu, studi ini juga mengubur pendapat populer bahwa make up sex adalah the best sex ever. Pasalnya, mayoritas pasangan pada responden menunjukkan bahwa make up sex tidak lebih maupun tak kurang memuaskan daripada seks pada hari-hari biasa. Namun, memang, tingkat kepuasan seksual terasa lebih tinggi saat melakukan hubungan seks setelah bertengkar daripada tidak menerapkannya, melansir Psychology Today.
Terakhir, peneliti juga menemukan bahwa make up sex memang dapat melepaskan ketegangan akibat adu argumen. Sayangnya, perasaan tersebut bersifat sementara dan tidak memengaruhi pada kepuasan hubungan jangka panjang.