Orientasi seksual adalah daya tarik emosional dan seksual yang bersifat romantik pada individu kepada orang lain. Daya tarik ini umumnya dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu: homoseksual (tertarik terhadap sesama jenis kelamin), heteroseksual (tertarik terhadap anggota jenis kelamin lainnya) dan biseksual (tertarik terhadap anggota dari dua jenis kelamin -- laki-laki dan perempuan).
Perlu dipahami bahwa orientasi seksual ini berbeda dari seks dan gender, termasuk seks secara biologis, identitas gender dan peran gender dalam kehidupan sosial. Orientasi seksual menyangkut hubungan seseorang dengan orang lain. Seseorang bisa mengekspresikan orientasi seksualnya melalui perilakunya dengan orang lain, berhubungan dengan pemenuhan hasrat atau afeksi pribadi.
Orientasi seksual seringkali dianggap semata-mata sebagai hubungan yang menyangkut perilaku seksual (misalnya keintiman, ciuman, hubungan seksual). Tapi sesungguhnya orientasi seksual juga mengacu pada bagaimana dua orang manusia melibatkan visi-misi yang sama dalam hubungan percintaannya. Termasuk perasaan dilindungi, saling mendukung dan komitmen yang sama.
Hingga saat ini, penelitian belum bisa memastikan apa yang menentukan orientasi seksual pada masing-masing individu. Pun dengan mengapa seseorang bisa menjadi seorang gay, lesbian, biseks ataupun heteroseksual. Menurut American Psychological Association (APA), para peneliti telah meneliti kemungkinan genetik, hormonal, perkembangan sosial dan budaya terhadap orientasi seksual seorang individu. Namun, tidak ada temuan yang muncul bahwa orientasi seksual ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa pilihan orientasi seksual seseorang lebih kompleks, tak ditentukan oleh satu-dua faktor saja.
Nah, sudah tahu 'kan perbedaan-perbedaan istilah di atas. Semoga kamu tak salah mengartikan dan salah menerapkannya dalam kosa kata sehari-hari ya.