ilustrasi perempuan basah (pexels.com/Kenneth Surillo)
Meski komposisinya hampir sama dengan urine, squirting dan kencing adalah hal berbeda. Oz Harmanli, MD., kepala uroginekologi dan bedah panggul rekonstruktif di Yale Medicine menjelaskan soal keduanya dalam Cosmopolitan.
Squirt seringkali mengandung sesuatu zat yang disebut prostat-specific antigen atau protein l dalam air mani. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan memang memiliki kemampuan untuk berejakulasi layaknya laki-laki.
Proses ‘muncrat’ terjadi hanya ketika kelenjar skene mengeluarkan cairan putih susu yang basa. Nah, kelenjar skene sendiri terletak di dekat spons uretra sehingga cairan yang dihasilkan cukup sedikit, sekitar satu hingga dua sendok makan.
Lantas, bagaimana bisa squirt tampak banyak? Sebuah studi kecil dalam The Journal of Sexual Medicine mencoba mengetahuinya dengan melibatkan tujuh perempuan dalam penelitian. Responden mencoba buang air kecil sebelum berhubungan seks. Mereka juga dipindai kandung kemihnya tepat sebelum dan sesudah squirting.
Hasilnya, kandung kemih perempuan cenderung terisi sebelum squirt, lalu kosong tepat setelah squirting terjadi. Peneliti pun mengambil kesimpulan bahwa cairan tersebut mengandung emisi urine yang tidak disengaja dikeluarkan selama aktivitas seksual.
Dengan kata lain, squirt berbeda dengan urine. Meskipun begitu, urine terkadang juga dikeluarkan bersamaan dengan squirt. Namun, hal tersebut pun bergantung pada faktor lain, misalnya apakah orang tersebut buang air kecil sebelum berhubungan seks.