Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sexual coercion (pexels.com/Viktoria Slowikowska)

Sexual coercion adalah upaya pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual dalam suatu hubungan. Metode sexual coercion terkadang bisa sangat halus, misalnya lewat tekanan rasa bersalah, ancaman verbal untuk meninggalkan pasangan, hingga ancaman menyakiti fisik.

Sexual coercion sedikit berbeda dengan pelecehan, karena lebih merupakan tindakan intimidasi. Namun, pemaksaan dalam hal apa pun menghilangkan kebebasan untuk memilih dan perasaan tertekan untuk berhubungan seks juga akan berdampak negatif pada kesehatan mental.

Butuh keberanian untuk berkata "tidak" kepada pasangan. Terutama saat berada dalam tekanan, kita menyangkal hak dasar untuk menolak. Namun, jika menjawab "ya", kamu akan menghadapi semua emosi negatif setelahnya. 

Tinjau 10 tips menghadapi tekanan dalam pemaksaan hubungan seksual berikut ini.

1. Samakan gestur dan ucapan

Jika kamu dipaksa berhubungan seksual, kamu mungkin mencoba mengatakan tidak namun gestur tubuhmu masih belum menunjukkan reaksi penolakan. Itu bisa membingungkan bagi pasanganmu.

Akan jauh lebih baik untuk mengatakan secara jelas dan ambil langkah menarik diri sampai apa yang kamu maksud telah diklarifikasi. Kamu juga bisa menyampaikan kalau kamu mungkin bersedia pada batas kegiatan intim tertentu, misalnya foreplay, tetapi tidak semuanya.

Kamu harus memastikan bahwa pasanganmu memahami semua ini untuk menghindari tekanan dalam melakukan hubungan seksual.

2. Katakan dengan jelas dan percaya diri

Editorial Team

Tonton lebih seru di