Voyeurisme bisa disembuhkan lewat berbagai jenis terapi. Menurut keterangan di laman Thriveworks Counseling, agar terapi berhasil, maka seorang voyeur harus memiliki keinginan kuat untuk mengubah perilakunya terlebih dulu.
Terapi yang selama ini telah terbukti dapat diberikan pada voyeurisme adalah terapi perilaku, terapi kognitif, dan psikoanalisis.
Terapi perilaku dilakukan dengan cara meminta pasien untuk belajar mengontrol dorongan agar berhenti mengintip korban, serta menemukan cara lain yang lebih dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan seksualnya.
Sementara itu, terapi kognitif dilakukan tanpa menganalisis mengapa dan bagaimana voyeurisme dapat terjadi, tetapi terapi ini tetap akan berusaha mengubah perilaku seorang voyeur. Meskipun tidak dapat mengubah preferensi seksual, terapi ini dapat menekan perilaku yang tidak diinginkan nantinya.
Terakhir adalah psikoanalisis bertujuan untuk menentukan pengalaman bawah sadar traumatis yang memicu voyeurisme pada pasien. Mengetahui pengalaman bawah sadar ini akan membuat pasien dapat menyelesaikan traumanya secara rasional dan emosional.
Bergabung dalam sebuah support group juga mungkin akan disarankan oleh ahli kejiwaan yang menangani pasien. Pasalnya, terhubung dengan orang lain dengan masalah serupa akan membuat mereka tidak merasa dihakimi untuk berbicara hal-hal seputar masalah atau kelainan seksual yang dimilikinya.
Itulah fakta seputar voyeurisme, yakni ketertarikan seksual abnormal yang intens dan terus-menerus, cuma bisa mendapatkan kepuasan seksual lewat mengintip orang. Semoga bermanfaat.