Dilansir WebMD, dokter akan memeriksa perangkat IUD selama kunjungan rutin. Serviks seharusnya dapat menahan IUD di tempatnya. Namun, dalam kasus yang jarang, IUD bisa jatuh seluruhnya atau sebagian keluar.
Ini lebih mungkin terjadi jika:
- Kamu tidak memiliki anak.
- Berusia di bawah 20 tahun.
- Memasang IUD tepat setelah melahirkan atau setelah melakukan aborsi pada trimester kedua.
- Memiliki fibroid di rahim.
- Rahim memiliki ukuran atau bentuk yang tidak biasa.
IUD lebih mungkin keluar selama menstruasi. Kamu mungkin melihat perangkat di pembalut atau tampon. Periksa secara berkala untuk memastikan dapat dapat merasakan senarnya. Jika mereka merasa lebih pendek atau lebih panjang, atau jika kamu dapat merasakan IUD sendiri mendorong leher rahim, perangkat tersebut mungkin telah bergerak. Jika ini terjadi, segera temui dokter.
Ada banyak metode kontrasepsi. Untuk memilih yang tepat, sebaiknya bicarakan dengan dokter. Metode yang berbeda mungkin cocok pada waktu yang berbeda dalam hidup.
Dokter dapat memberi kamu informasi tentang:
- Manfaat dan risiko menggunakan berbagai metode kontrasepsi.
- Seberapa baik setiap metode bekerja.
- Kemungkinan risiko dan efek samping.
- Cara pemakaiannya.
- Harga.
Perlu diingat, KB IUD tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual. Jadi, penting untuk mempraktikkan seks yang lebih aman, serta untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual adalah dengan menggunakan metode penghalang seperti kondom untuk seks oral, vagina, dan anal dengan semua pasangan seksual baru. Kondom dapat digunakan dengan KB IUD.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina