ilustrasi ibu hamil (Unsplash.com/Camylla Battani)
Kamu mungkin bisa sedikit senang setelah tahu bahwa oral seks dapat menjadi alternatif berhubungan badan ketika hamil. Namun, terdapat catatan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan oral seks saat hamil. Termasuk risiko penularan penyakit menular seksual akibat pertukaran cairan.
Seks oral aman dilakukan saat hamil apabila kamu dan pasangan tidak terinfeksi penyakit menular seksual, melansir Baby Centre. Sebab, Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti gonore, klamidia, dan herpes, atau virus papiloma manusia (HPV), bisa menular saat melakukan oral seks. Transmisi cairan yang terjadi merupakan pintu penularan yang perlu diperhatikan. Apalagi jika kamu dan pasangan memiliki luka terbuka, tidak hanya di area genital, tetapi juga bagian tubuh lain.
Lebih lanjut, beberapa PMS seperti herpes simpleks, dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat membahayakan janin. Akibatnya, janin berisiko mengalami komplikasi seperti kerusakan saraf, radang otak, hingga kematian, melansir Parents.com.
American Sexual Health Association (ASHA) menyebutkan bahwa risiko tersebut makin tinggi ketika ibu hamil terpapar virus pada kehamilan trimester ketiga. Alasannya, sistem imun perempuan yang sedang mengandung tidak bisa membuat antibodi melawan virus.
Risiko lain yang jarang terjadi akibat seks oral saat hamil yakni emboli udara. Emboli merupakan penyakit akibat zat asing terangkut aliran darah dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Pada seks oral, kondisi ini bisa terjadi akibat pasangan meniupkan udara ke vagina. Pasanganmu bisa tidak sengaja meniupkan udara ketika membuang napas memasukkan lidah ke vagina.
Jika terjadi, emboli udara dapat memicu komplikasi serius pada ibu hamil. Risiko ini mungkin berkurang jika pasangan hanya mencium dan menjilati bagian luar vagina, klitoris dan labia. Begitu pula jika ibu hamil hanya memberi dan tidak menerima seks oral.