Sama seperti memeriksa gigi secara rutin untuk dibersihkan karangnya, pemeriksaan organ intim baik pada pria maupun wanita adalah hal yang amat penting.
Untuk menjaga sistem reproduksi tetap prima, mau tidak mau memeriksakannya ke ahlinya adalah solusi terbaik. Para wanita bisa pergi ke ginekolog dan para pria dapat memeriksakan diri ke urolog. Siapa yang mengerti selain mereka?
Bagi para wanita, kamu disarankan untuk memeriksakan organ reproduksi dan kondisi payudara ke ginekolog sehabis masa datang bulanmu berakhir, sekitar satu atau dua minggu setelahnya. Saat itu, hormonmu sedang dalam kondisi paling rendah; jadi, ideal untuk diperiksa.
Dengan kata lain? Selalu simpan jadwal datang bulanmu agar kamu tahu saat yang tepat untuk berkonsultasi dengan ginekolog.
Saat datang ke ginekolog, payudaramu akan diperiksa lewat mammografi. Dengan prosedur ini, tumor penyebab kanker payudara dapat dideteksi lebih dini sehingga pencegahan dapat dilakukan.
Ada baiknya jika kamu dapat mengenali kondisi payudaramu sebelum berkonsultasi ke ginekolog. Johns Hopkins Medical Center menyatakan bahwa 40 persen dari kasus kanker payudara dapat ditangani segera setelah wanita merasakan "benjolan" kecil.
Biasakan untuk memeriksa daerah di sekitar ketiak dan payudara dengan menekannya secara hati-hati. Kamu bisa memeriksanya saat mandi, bercermin, atau saat sedang tidur telentang. Apabila (amit-amit) kamu merasakan perubahan kontur atau warna yang mencurigakan, segera konsultasi!
Untuk pria, ayo berkonsultasi ke urolog untuk mengetahui kondisi spermamu. Demi masa depanmu dan keluargamu!
Sistem kesehatan di AS, Care New England, menjelaskan beberapa tahap dalam observasi sperma:
- Pemeriksaan rekam medis,
- Analisis sperma,
- Tes genetis,
- Tes hormon,
- USG skrotum, dan
- Analisis urine setelah ejakulasi.
Lewat pemeriksaan rekam medis, penyebab infertilitas pria seperti kecelakaan, penyakit, operasi atau kondisi yang ada, dan mendiskusikan apa pun yang mungkin terjadi dalam riwayat medis pria tersebut untuk menyebabkan infertilitas termasuk gaya hidup.
Dalam melihat kondisi sperma, fisiologi sperma, kuantitas, dan kualitas pergerakannya adalah hal yang dinilai. Tes ini disarankan untuk dilakukan dua kali dalam interval dua minggu. Hal itu disebabkan karena kualitas sperma memang naik turun.
Dengan sampel sperma, kaum Adam pun dapat mengetahui kondisi kesuburan mereka. Jika konsentrasi sperma (amit-amit) terlalu rendah, maka kemungkinan besar akan terjadi kemandulan.
Tes hormon lewat tes darah juga penting untuk mengetahui kadar hormon testosteron yang menjadi pendorong utama dalam produksi sperma. Lalu, tes ultrasonografi (USG) pada skrotum pria dilakukan untuk memeriksa adanya obstruksi testis yang menyebabkan ejakulasi tidak maksimal, dengan mengamati vesikula dan saluran ejakulasi penyalur sperma.
Yang terakhir, analisis urin setelah ejakulasi sperma dilakukan untuk menguji keberadaan sperma dalam urin pria. Hal ini menunjukkan ejakulasi retrograde (orgasme kering), di mana sperma sedikit hingga tidak terkeluarkan dan malah masuk ke kantung kemih.
Ladies and gentlemen, itulah hal-hal yang kamu harus hindari dan yang harus kamu lakukan setelahnya agar memelihara kondisi reproduksi tetap prima. Ingat, demi masa depanmu dan keluargamu! Yuk, jaga kesehatan organ reproduksi.