Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Adaptasi Video Game Terburuk, Ada Five Nights at Freddy's?

adegan dalam film Five Nights at Freddy's (dok. Blumhouse Productions/Five Nights at Freddy's)

Tak bisa dimungkiri, film adaptasi video game sering kali mencuri perhatian para gamers dan penggemar film Hollywood. Namun, sayangnya tak semua film adaptasi video game mendapatkan sambutan baik. Beberapa di antaranya bahkan menuai ulasan buruk dari kritikus, termasuk salah satunya Five Nights at Freddy's (2023) arahan Emma Tammi (The Wind).

Tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (25/10/2023), film yang diangkat dari video game berjudul sama ini memang menampilkan desain karakter animatronik yang setia dengan materi aslinya. Namun, inkonsistensi tone dan jumpscare yang medioker membuat film ini jauh dari kata memuaskan. Karenanya, tak heran jika Rotten Tomatoes hanya memberinya skor 25 persen.

Akan tetapi, Five Nights at Freddy's bukanlah satu-satunya film adaptasi video game terburuk yang pernah dihasilkan oleh Hollywood. Dilansir Rotten Tomatoes, berikut sepuluh film adaptasi video game dengan rating terendah.

1. Tak hanya CGI yang buruk, Wing Commander (1999) juga sajikan dialog yang membosankan. Alhasil, film ini hanya meraih skor 10 persen

poster film Wing Commander (dok. Summit Entertainment/Wing Commander)

2. Satir politik yang diselipkan dalam Postal (2007) dinilai tak relevan oleh kritikus. Skor 9 persen dianggap sepadan dengan kualitasnya!

adegan dalam film Postal (dok. Pitchblack Pictures/Postal)

3. Meski aksinya seru, Hitman: Agent 47 (2015) gagal suguhkan cerita menarik. Menurutmu, skor 8 persen layak atau berlebihan?

adegan dalam film Hitman: Agent 47 (dok. 20th Century Studios/Hitman: Agent 47)

4. Skor serupa juga diraih oleh sekuel Silent Hill, Silent Hill: Revelation (2012). Karakter yang lemah menjadi salah satu penyebab kegagalannya

adegan dalam film Silent Hill: Revelation (dok. Davis Films/Silent Hill: Revelation)

5. Sebelum panen kritikan lewat Annabelle, John R. Leonetti pernah telurkan Mortal Kombat Annihilation (1997) yang mendapat skor 4 persen

adegan dalam film Mortal Kombat Annihilation (dok. New Line Cinema/Mortal Kombat Annihilation)

6. Skor 4 persen dan enam nominasi Razzie Awards rasanya sudah menggambarkan kualitas BloodRayne (2005). Padahal, pemainnya kondang!

adegan dalam film BloodRayne (dok. Brightlight Pictures/BloodRayne)

7. Setali tiga uang dengan BloodRayne, In the Name of the King (2007) juga mendapatkan skor 4 persen meski ada Jason Statham di dalamnya

Jason Statham (kiri) dalam film In the Name of the King (dok. Brightlight Pictures/In the Name of the King)

8. Alih-alih menyeramkan, zombi dalam House of the Dead (2003) dinilai konyol dan menggelikan. Film ini pun harus puas dengan skor 3 persen

adegan dalam film House of the Dead (dok. Brightlight Pictures/House of the Dead)

9. Raih skor 3 persen, The Legend of Chun-Li (2009) punya sejumlah alasan untuk dibenci fans. Salah satunya pemilihan cast yang sembrono

adegan dalam film Street Fighter: The Legend of Chun-Li (dok. 20th Century Studios/Street Fighter: The Legend of Chun-Li)

10. Di tahun yang sama dengan BloodRayne, Uwe Boll juga merilis Alone in the Dark (2005) yang raih skor 1 persen. Masuk daftar film terburuk!

adegan dalam film Alone in the Dark (dok. Brightlight Pictures/Alone in the Dark)

Meskipun Five Nights at Freddy's dan sepuluh judul di atas mendapatkan rating rendah, bukan berarti semua film adaptasi video game buruk. Beberapa film adaptasi video game, seperti Tomb Raider (2018) dan Detective Pikachu (2019), berhasil mendapatkan ulasan yang baik dan sukses di box office.

Semoga Hollywood mampu menciptakan kembali film adaptasi video game berkualitas di masa mendatang, ya. Kita tunggu bersama-sama, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Wibawa
EditorSatria Wibawa
Follow Us