10 Musisi Dunia yang Meminta Maaf saat Mengaku Salah

Bermain alat musik atau bernyanyi menjadi profesi yang menyenangkan, seperti yang dipikirkan banyak orang. Namun, menjadi bintang atau musisi ternyata ada tantangannya tersendiri. Semakin tenar seorang musisi, maka semakin banyak orang yang mengamati.
Publik ingin tahu segala aspek kehidupan sang musisi. Itu sebabnya, banyak musisi terkenal yang kesal jika selalu diikuti paparazzi saat berada di luar panggung. Para musisi ini juga sering diwawancarai secara mendadak oleh wartawan. Alhasil, mereka sering kali salah ngomong atau membuat statement yang kontroversial.
Tidak hanya salah bicara, musisi terkenal ini juga melakukan sesuatu yang sangat kontroversial. Intinya, kehidupan mereka selalu diawasi dan dikritik netizen. Nah, berikut ini kita akan membahas musisi-musisi yang mengaku bersalah dan meminta maaf pada publik.
1. John Mayer terkait komentarnya terhadap perempuan
John Mayer adalah seorang penyanyi dan musisi berbakat yang berhasil menjual jutaan lagunya. Selain karier bermusiknya yang menjadi perbincangan, ternyata percintaannya juga sering menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, John Mayer pernah berpacaran dengan seleb Hollywood terkenal, seperti Jennifer Love Hewitt, Jessica Simpson, Jennifer Aniston, Katy Perry, dan Taylor Swift.
Pada 2010, komentar John Mayer di Majalah Billboard, sempat membuat netizen gempar. "Gadis itu [Jessica Simpson] seperti kokain bagiku," kata John Mayer tentang pacarnya saat itu, Jessica Simpson. Mayer mengaku rela menjual harta bendanya untuk membayar mahal Jessica Simpson jika Simpson seorang pekerja seks (PSK).
Kemudian, yang tak kalah kontroversialnya lagi, John Mayer mengaku sangat suka dengan perempuan Kaukasia, karena dia suka dengan supremasi kulit putih. Ia pun tidak mau menjalin hubungan dengan perempuan Afrika—Amerika dan menyebut N-word (konotasi negatif terhadap orang Afrika—Amerika). Sehari setelah komentarnya itu menjadi viral, John Mayer men-tweet permintaan maaf.
"Saya menyesal telah menggunakan kata itu," katanya. "Sungguh arogan bagi saya untuk berpikir saya bisa melakukan intelektualisasi dengan menggunakannya, karena saya menyadari bahwa tidak ada kata intelektualisasi yang begitu bermuatan emosional."