Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Arab Ini Siap Ramaikan Cannes Film Festival 2025

Promised Sky (dok. Maneki Films/Maneki Films)
Promised Sky (dok. Maneki Films/Maneki Films)

Dari total 2.909 film yang disubmit dari 156 negara dalam tahap pre-seleksi, komite telah mengumumkan lebih dari 50 judul film sebagai line up utama Cannes Film Festival ke-78. Beberapa di antaranya datang dari sinema Arab. 

Dalam pagelaran Cannes Film Festival tahun ini, tercatat lima film Arab masuk dalam program utama yakni Competition dan Un Certain Regard. Dengan memanfaatkan sorotan media yang besar, para sineas Arab ini mengangkat tema-tema yang kuat dan berani. Mereka menyoroti realitas sosial dan politik, penindasan, hingga kompleksitas budaya lokal. Melalui film-film ini pula mereka melawan stereotip negara Arab dan menawarkan perspektif yang otentik kepada mata dunia.

1. The Eagles of the Republic (2025)

Eagles of the Republic (dok. Memento Productions/Eagles of the Republic)
Eagles of the Republic (dok. Memento Productions/Eagles of the Republic)

Sukses mencuri perhatian dengan The Nile Hilton Incident (2017) dan Boy from Heaven (2022), sutradara Tarik Saleh siap menutup Cairo Trilogy dengan Eagles of the Republic. Turut diproduksi oleh Swedia, Perancis, Denmark, dan Finlandia, film ini akan bersaing di lini Competition untuk memperebutkan penghargaan Palme d’Or di Cannes Film Festival tahun ini.

The Eagles of the Republic berpusat pada George Fahmy, seorang aktor ternama di Mesir. Krisis eksistensial yang dihadapi menggiringnya pada ketidaksukaannya terhadap pemerintah dan tidak sungkan untuk menunjukkannya dengan gamblang. Sialnya, ia dipaksa memerankan sosok jenderal dalam film propaganda atau terancam kehilangan segalanya. Seolah itu saja tidak cukup, Fahmy menjalin hubungan gelap dengan istri sang jenderal.

2. La petite derniere (2025)

La petite dernière (dok. June Films/La petite dernière)
La petite dernière (dok. June Films/La petite dernière)

La petite dernière diadaptasi dari buku otobiografi bertajuk sama karya Fatima Daas. Ditulis dan disutradarai oleh Hafsia Herzi, film ini masuk dalam kompetisi utama Cannes Film Festival 2025. La petite dernière diproduksi bersama oleh Katuh Studio, June Films, dan Arte France Cinéma.

La petite dernière menceritakan Fatima, anak bungsu di keluarganya yang merupakan imigran asal Algeria. Memasuki dunia perkuliahan dan bebas dari keluarganya yang overprotektif, Fatima menyadari bahwa dirinya tertarik pada perempuan. Fatima pun kini dihadapkan pada sebuah dilema yang mempertaruhkan keimanan serta hubungan dengan keluarganya.

3. Once Upon a Time in Gaza (2025)

Once Upon a Time in Gaza (dok. Les Films du Tambour/Once Upon a Time in Gaza)
Once Upon a Time in Gaza (dok. Les Films du Tambour/Once Upon a Time in Gaza)

Diproduksi oleh Les Films du Tambour, Once Upon a Time in Gaza merupakan hasil kerjasama antara Palestina, Perancis, Jerman, Portugal, Yordania, dan Arab Saudi. Film teranyar besutan sutradara kembar asal Palestina, Tarzan dan Arab Nasser, ini masuk dalam program Un Certain Regard. 

Once Upon a Time in Gaza mengikuti bagaimana kehidupan Yahia berubah drastis usai menyaksikan kawan baiknya, Ossama, dihabisi dengan brutal. Di tengah Hamas yang memperketat cengkeramannya di Gaza, Yahia akhirnya bertemu dengan sosok pembunuh sahabatnya. Meninggalkan Yahia pada sebuah dilema antara membalaskan dendam atau memaafkannya.

4. Aisha Can't Fly Away (2025)

Aisha Can't Fly Away (dok. Station Films/Aisha Can't Fly Away)
Aisha Can't Fly Away (dok. Station Films/Aisha Can't Fly Away)

Aisha Can’t Fly Away merupakan film panjang pertama besutan sutradara Morad Mustafa. Masuk dalam program Un Certain Regard, Proses penggarapan film ini diawasi oleh Torino Film Lab dan Résidence Cinéfondation—sebuah program yang digagas oleh Festival Film Cannes untuk mendukung sineas muda dari seluruh penjuru dunia. Aisha Can’t Fly Away sendiri diproduksi oleh tiga negara yakni Mesir, Qatar, dan Tunisia. 

Aisha Can’t Fly Away berfokus pada gadis imigran asal Somalia bernama Aisha. Ia tinggal dan bekerja di distrik Ain-shams yang dikenal sebagai pusatnya para imigran asal Afrika di Kairo, Mesir. Ketidakpedulian pihak berwajib pada para imigran membuat warga Mesir bertindak semena-mena terhadap para imigran. Situasi berubah semakin mencekam ketika salah satu dari mereka menawarkan keamanan pada Aisha dengan syarat sebuah imbalan yang sepadan.

5. Promised Sky (2025)

Promised Sky (dok. Maneki Films/Maneki Films)
Promised Sky (dok. Maneki Films/Maneki Films)

Promised Sky menambah panjang daftar film Arab yang akan memeriahkan Cannes Film Festival tahun ini. Film yang disutradarai oleh Erige Sehiri ini sendiri merupakan satu dari total 16 judul film yang masuk dalam program Un Certain Regard. Ditulis oleh Sehiri bersama Anna Ciennik dan Malika Cécile Louati, Promised Sky menjadi perwakilan Qatar, Tunisia, Belanda, dan Perancis.

Promised Sky mengikuti Marie, seorang jurnalis dan pastor di Tunisia yang tergerak untuk menolong para perempuan yang menghadapi permasalahan rumit. Termasuk Nané, seorang pekerja yang kehilangan paspornya, dan Jolie, seorang seniman yang ditekan untuk pulang ke negara asalnya. Mereka terpaksa menjadi kreatif dalam menghadapi konflik pelik dengan solusi yang sempit.

Cannes Film Festival yang ke-78 akan digelar pada 13-25 Mei 2025 mendatang. Digelar di Palais des Festivals et des Congrès, Cannes Film Festival akan dibuka dengan penayangan perdana Partir un jour karya Amélie Bonnin. Sementara aktris Juliette Binoche ditunjuk sebagai presiden juri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febby Arshani
EditorFebby Arshani
Follow Us