5 Film Indonesia Underrated di 2023, Harusnya Ditonton Jutaan Orang!

Autobiography, menceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Rakib, yang tinggal dan bekerja pada seorang pensiunan bernama Purna. Kerap mengobrol dan bertukar pendapat, Rakib sangat kagum terhadap sosok Purna. Tidak jarang, dia memasang badan untuk melindungi majikannya tersebut. Hingga suatu ketika, Rakib merasa dilecehkan oleh Purna, lalu memutuskan untuk membunuhnya tanpa diketahui orang lain.

Telah tayang sejak 19 Januari, Autobiography hanya mendapatkan 30 ribuan penonton saja. Padahal, cerita yang ditampilkan sangatlah dekat dengan masyarakat umum. Selain itu, Autobiography  lebih dahulu tayang secara internasional di  Festival Film Internasional Toronto, Festival Film Internasional Busan, dan Festival Film Internasional Stockholm.

Selain tayang secara internasional, Autobiography juga sukses menyabet banyak penghargaan, hingga disebut-sebut sebagai wakil Indonesia di Oscar 2024. Beberapa penghargaan yang sempat didapatkan seperti, International Feature Award (Best Feature), Best Actor (Best Performance by an Actor) dan masih banyak lagi.

Virgo and the Sparklings, menceritakan kisah remaja SMA, yang memiliki kekuatan super. Di mana, Riani (Adhisty Zara) mampu mengeluarkan api dari tangnnya, tanpa bantuan apa pun. Meskipun awalnya merasa aneh dan malu, tetapi berkat dari kekuatan supernya tersebut, Riani mampu membantu banyak orang yang mengalami kerasukan masal.

Terbilang sangat direkomendasikan untuk ditonton, karena film yang diproduksi oleh Jagat Sinema Bumilangit ini, mempunyai unsur cerita hingga kualitas film yang terbaik. Sepertinya, belum ada sampai saat ini, super hero Indonesia yang ditampilkan sangat dekat dengan dunia anak remaja dan tentunya sangat related.

Virgo and the Sparklings, dibintangi oleh Adhisty Zara, Bryan Domani, Mawar Eva de Jongh, Ashira Zamita, Satine Zaneta dan Rebecca Klopper. Sedangkan untuk kursi sutradara sendiri, diisi oleh Ody Harahap.

Sleep Call, menceritakan tentang rasa putus asa yang dialami oleh seorang perempuan bernama Dina, setelah berkali-kali gagal dalam hal asmara. Tidak hanya itu, dia juga terlilit oleh hutang pinjaman online, setelah dirinya berhenti menjadi pramugari. Alhasil, berbincang melalui media sosial dengan orang yang tidak dia kenal, menjadi solusi yang bisa membuatnya bahagia, padahal menimbulkan banyak bahaya.

Sleep Call, hanya berhasil mengumpulkan penonton sebanyak 300 ribuan, selama masa tayang. Padahal, Sleep Call banyak mengangkat isu-isu sosial di tengah masyarakat. Selain itu, Sleep Call juga masuk ke dalam beberapa nominasi bergengsi. Seperti Film Cerita Panjang Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, hingga Penyunting Gambar Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.

Mohon Doa Restu, menceritakan kisah asmara seorang perempuan bernama Mel (Syifa Hadju), dengan sahabat masa kecilnya. Setalah bertahun-tahun tidak bertemu, akhirnya mereka dijodohkan oleh orang tua mereka yang berteman. Sama-sama jatuh hati hingga akan menikah, rupanya tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak faktor yang menghambat kelancaran acara pernikahan, salah satunya dari faktor orang tua.

Selama masa tayang di bioskop, Mohon Doa Restu tidak berhasil menembus angka 100 ribu penonton. Padahal cerita komedi yang disajikan sangatlah segar dan tentunya, tidak murahan. Selain itu, ada banyak sekali situs dan pemerhati film, yang telah memberikan rating cukup besar untuk film satu ini. Seperti di IMDB saja, mendapatkan skor 9,5/10.

Budi Pekerti, berpusat pada cerita hidup seorang guru BK bernama Prani. Guru BK yang mempunyai metode pembelajaran berbeda ini, rupanya tersandung sebuah masalah, yang membuat dirinya menjadi bahan bullying satu Indonesia di media sosial. Bu Prani, dituduh telah memberikan contoh tidak benar, padahal dia sangat sungguh-sungguh mencerdaskan anak bangsa, hingga telah 20 tahun lamanya mengajar.

Sampai saat ini, Budi Pekerti telah ditonton oleh 400 ribu orang. Hal ini terasa sangat disayangkan, karena Budi Pekerti berhasil mendapatkan banyak apresiasi secara nasional dan internasional. Seperti tayang di Festival Film Internasional Toronto, terpilih sebagai official selection di SXSW Sydney 2023 Screen Festival, hingga salah satu pemainnya, berhasil mendapatkan Piala Citra di FFI 2023.

Sangat disayangkan, film-film berkualitas di atas, ternyata kurang peminat. Padahal jika membahas tentang kualitas, sangat wajar sekali jika film-film di atas menembus angka satu juta penonton lebih. Yuk kita ramaikan bioskop Indonesia, dengan film-film Indonesia yang berkualitas dan tentunya mendidik.