5 Film yang Menginspirasi Sean Baker, Sutradara Terbaik Oscar 2025

Bicara soal film yang mencuri perhatian tahun lalu, Anora (2024) tentu menjadi salah satu judul yang tak bisa dilewatkan. Film ini mengisahkan tentang Ani (Mikey Madison), seorang PSK yang terlibat hubungan romantis dengan anak orang kaya asal Rusia. Dari pertemuan di klub malam hingga pernikahan kilat di Las Vegas, Anora membawa penonton dalam perjalanan penuh kejutan, absurditas, dan rollercoaster emosi.
Di balik kesuksesan Anora, berdiri Sean Baker, sutradara visioner yang piawai dalam menangkap realitas kehidupan masyarakat kelas bawah dengan humanis dan autentik. Pada Oscar 2025 yang digelar pada Minggu (2/3/2025) waktu Amerika, karya terbaru Baker ini membuktikan kualitasnya dengan menyabet lima penghargaan, termasuk Best Picture dan Best Director untuknya. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan nama Sean Baker sebagai salah satu sutradara terbaik di industri perfilman saat ini.
Kesuksesan Anora di Oscar 2025 tentu membuat banyak orang penasaran dengan selera film sang sutradara. Lantas, apa saja film favorit Sean Baker? Berdasarkan wawancara eksklusifnya dengan Rotten Tomatoes, inilah lima film yang paling memengaruhi perjalanan karier dan visi sinematiknya.
1. Used Cars (1980)

Film pertama favorit Sean Baker adalah Used Cars, komedi satir garapan Robert Zemeckis yang kini dianggap sebagai cult classic. Dibintangi Kurt Russell, film ini mengikuti Rudy Russo (Russell), salesman mobil bekas licik yang berambisi menjadi senator dengan cara menipu, mencuri, dan memanipulasi hukum. Persaingan bisnis yang kotor, iklan televisi ilegal, dan konspirasi politik membuat kisahnya semakin liar dan penuh kejutan.
Sean Baker sendiri mengakui bahwa Used Cars adalah salah satu film komedi terbaik dan paling diremehkan sepanjang masa. Ia memuji akting Kurt Russell yang menurutnya memiliki timing komedi yang sempurna dan berharap aktor tersebut kembali ke genre ini. Selain itu, ia juga mengapresiasi naskah garapan Zemeckis dan Bob Gale yang berani, penuh sindiran sosial, dan tak takut melanggar batas norma.
2. Bad Lieutenant (1992)

Bagi penggemar genre kriminal, film arahan Abel Ferrara yang sangat membekas di hati Sean Baker ini wajib masuk watchlist. Sutradara kelahiran New Jersey, AS, 54 tahun silam, tersebut menyatakan bahwa Bad Lieutenant adalah salah satu film yang benar-benar menangkap esensi New York di awal era 90-an. Dengan gaya sinematik mentah dan tanpa kompromi, film ini menghadirkan realisme yang jarang ditemukan dalam film kriminal mainstream.
Bad Lieutenant sendiri berfokus pada seorang letnan polisi tanpa nama yang diperankan oleh Harvey Keitel. Terjerumus dalam kecanduan narkoba, perjudian, dan berbagai tindakan korup, ia perlahan-lahan kehilangan kendali atas hidupnya. Di tengah kekacauan pribadinya yang semakin parah, sebuah kasus pemerkosaan seorang biarawati membawanya ke titik konfrontasi spiritual yang mendalam.
3. Naked (1993)

Salah satu persamaan yang dimiliki Sean Baker dan sineas legendaris Inggris, Mike Leigh, adalah ketertarikan mereka pada realisme sosial dan karakter yang terasa autentik. Maka tak heran jika salah satu film garapan Leigh, Naked, masuk dalam daftar film favorit Baker sepanjang masa. Baker bahkan menegaskan kalau sutradara peraih tujuh nominasi Oscar tersebut sebagai idolanya, dan pengakuan ini dibalas oleh Leigh dengan pujian setinggi langit kepada Anora dalam sebuah wawancara.
Naked mengisahkan perjalanan Johnny (David Thewlis), seorang pria cerdas, tapi destruktif, yang melarikan diri ke London setelah melakukan tindakan kekerasan. Di sana, Johnny berinteraksi dengan berbagai karakter marginal dan melontarkan monolog-monolog filosofis yang pedas. Film ini tak hanya memotret kehidupan kumuh Johnny, tetapi juga mengeksplorasi kesepian, alienasi, dan pencarian makna di tengah kekacauannya.
4. The Idiots (1998)

The Idiots, film Denmark arahan sutradara kontroversial Lars Von Trier, pun turut mencuri perhatian Sean Baker. Film ini merupakan bagian kedua trilogi Golden Heart milik Trier, setelah Breaking the Waves (1996) dan disusul oleh Dancer in the Dark (2000). Baker sendiri menyebut The Idiots sebagai film yang paling mewakili Dogme 95—gerakan sinematik yang menekankan pada realisme—dengan kombinasi komentar sosial yang tajam, komedi yang berani, dan akhir yang emosional.
Film ini berpusat pada sekelompok orang yang tinggal bersama di sebuah rumah besar dan menjalankan eksperimen sosial radikal. Mereka berpura-pura memiliki disabilitas intelektual di ruang publik (mereka sebut spassing) untuk menantang norma sosial yang mereka anggap munafik. Salah satu anggota baru mereka, Karen (Bodil Jørgensen), yang awalnya hanya ikut-ikutan, perlahan menemukan makna pribadi yang lebih dalam dalam eksperimen ini.
5. Oasis (2002)

Siapa sangka film terakhir favorit Sean Baker datang dari Korea Selatan, yakni Oasis karya Lee Chang Dong. Dibintangi Sol Kyung Gu dan Moon So Ri, film ini mengisahkan hubungan antara seorang pria dengan gangguan kepribadian antisosial dan perempuan dengan cerebral palsy yang kerap diabaikan keluarganya. Oasis menggambarkan cinta yang terjalin di tengah kondisi sosial yang menekan serta prasangka masyarakat terhadap hubungan mereka.
Baker menyebut film ini begitu emosional hingga membuatnya menangis, terutama karena penggambaran cinta yang tulus antara dua individu yang kerap dipinggirkan. Bagi Baker, Chang Dong adalah salah satu sineas paling penting saat ini, dan Oasis adalah bukti kepekaannya dalam mengangkat isu-isu kemanusiaan yang kompleks. Tertarik memasukkannya ke dalam watchlist-mu?
Wah, ternyata selera film Sean Baker memang seunik karya-karyanya, ya. Dari komedi satir yang liar hingga drama Korea yang bikin banjir air mata, kelima film tadi sukses menunjukkan bahwa ia adalah seorang sinefili sejati. Kalau kamu sendiri, ada film favorit Sean Baker yang membuatmu penasaran dan ingin segera ditonton? Yuk, coba kita diskusi di kolom komentar!