Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pasang Film Box Office dan Indie yang Cocok Jadi Double Feature

poster film La La Land dan Past Lives (dok. Lionsgate Films/La La Land | dok. A24/Past Lives)

Sedang punya waktu luang yang lumayan panjang? Momen tepat buat nonton beberapa film sekaligus, nih. Untuk tahu mau nonton apa, kamu bisa pakai kata kunci double feature, yakni sebuah istilah yang merujuk pada program promosi bioskop pada masa lalu. Intinya, kamu cukup bayar 1 untuk nonton 2 film sekaligus.

Mengingat promo serupa sudah jarang dipakai manajemen bioskop pada masa sekarang, kamu bisa bikin double feature versimu sendiri di rumah. Silakan pakai referensi berikut. Ada lima pasang film box office dan indie dengan tema serupa yang cocok ditonton maraton sekaligus.

1. Zodiac (2007) dan Wind River (2017)

film Zodiac dan Wind River (dok. Warner Bros/Zodiac | dok. Acacia Filmed Entertainment/Wind River)

Sedang ngidam film-film thriller investigasi? Coba dua film berjudul Zodiac (2007) dan Wind River (2017). Keduanya ditulis dari perspektif detektif yang berusaha memecahkan kasus pembunuhan. Bedanya, Zodiac berlatarkan San Fransisco dan perburuannya melawan pembunuh berantai yang mempermainkan polisi. Sementara, set Wind River adalah sebuah kawasan pemukiman penduduk pribumi di Wyoming yang jauh dari hiruk pikuk kota dan menyenggol isu rasial di dalamnya.

2. La La Land (2016) dan Past Lives (2023)

film La La Land dan Past Lives (dok. Lionsgate Films/La La Land | dok. A24/Past Lives)

Sama-sama pakai skenario what if, dua film romantis ini cocok ditonton maraton tanpa jeda. La La Land yang lebih dulu rilis bermuara pada hubungan asmara dua seniman yang berakhir tragis. Sementara, Past Lives merupakan perjalanan dua orang mencari closure dari hubungan percintaan mereka yang tak sampai pada masa lalu. Kualitasnya jangan diremehkan, dua-duanya meraih nominasi Oscar, lho.

3. The Perks of Being Wallflower (2013) dan How to Have Sex (2023)

film The Perks of Being Wallflower dan How to Have Sex (dok. Summit Entertainment/The Perks of Being Wallflower | dok. MUBI/How to Have Sex)

Jika menikmati cerita The Perks of Being Wallflower, coba juga film indie Inggris berjudul How to Have Sex. Dua film coming of age ini sama-sama mengangkat isu sensitif, seperti pelecehan seksual, kekerasan domestik, hingga pertemanan toksik. Protagonis utamanya datang dari gender dan kepribadian yang berbeda, Perks of Being Wallflower berlakonkan remaja lelaki introver, sedangkan lakon di How to Have Sex adalah remaja perempuan yang antusias dan lebih ekstrover. 

4. Green Book (2018) dan Sorry to Bother You (2018)

film Green Book dan Sorry to Bother You (dok. Dreamwork Pictures/Green Book | dok. Focus Features/Sorry to Bother You)

Diskriminasi rasial jadi topik utama dalam dua film ini. Green Book berlatarkan 1962, saat segregasi rasial masih jadi regulasi resmi di Amerika Serikat. Sementara, film indie Sorry to Bother You berlatarkan era modern. Meski terpaut beberapa dekade, segregasi ras yang merugikan minoritas ternyata tak sepenuhnya hilang. Itu poin menarik yang bisa kamu petik saat menonton kedua film ini sebagai double feature

5. Sexy Beast (2000) dan Drive (2011)

film Sexy Beast dan Drive (dok. Fox Searchlight Pictures/Sexy Beast | dok. Bold Films/Drive)

Saat memasuki dunia geng kriminal, rasanya tak ada yang sederhana. Itu yang digambarkan dua film double feature Sexy Beast dan Drive. Menariknya, keduanya juga ditulis dari perspektif dua orang yang tanpa sengaja terjebak dalam skema kriminal berbahaya. Dengan action pack dan kompleksitas cerita yang menawan, dua film ini bisa jadi opsi nonton maraton. 

Walau dibuat dengan skala produksi yang berbeda, film box office dan independen ternyata tetap punya nilai jual masing-masing. Mereka beda, tetapi punya banyak kemiripan yang rasanya cocok ditonton saat kamu luang dan lagi mood buat nonton beberapa film dari genre yang sama sekaligus. 

Kalau bisa bikin double feature versimu sendiri, film apa saja yang ingin kamu pasangkan buat bahan nonton maraton? Bagikan di kolom komentar, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us