Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Aktor yang Menang Oscar karena Jadi Diri Sendiri

Once Upon a Time in Hollywood
Once Upon a Time in Hollywood (dok. Sony Pictures/Once Upon a Time in Hollywood)
Intinya sih...
  • Nicolas Cage memenangkan Oscar karena perannya sebagai Ben Sanderson dalam Leaving Las Vegas yang begitu dekat dengan dirinya sendiri.
  • Michelle Yeoh meraih Oscar lewat film Everything Everywhere All at Once yang terasa sangat personal baginya, mencerminkan pengalaman hidupnya.
  • John Wayne memenangkan Oscar di penghujung kariernya lewat perannya sebagai Rooster Cogburn dalam True Grit yang mirip dengan sosoknya sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Terkadang sebuah peran terasa begitu natural hingga penonton bertanya-tanya apakah aktor itu benar-benar sedang berakting atau hanya menjadi diri sendiri? Dunia perfilman punya banyak contoh aktor yang mendapat pujian besar dan bahkan memenangkan Oscar, padahal karakter yang mereka mainkan tidak jauh berbeda dari persona mereka di kehidupan nyata.

Dari gaya bicara, sikap tubuh, hingga aura khas yang melekat, perbedaan antara karakter dan aktor seringkali jadi sangat tipis. Ini sering memicu perdebatan apakah penghargaan itu benar-benar pantas, atau justru terlalu mudah?

Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa karisma alami para aktor inilah yang membuat penampilan mereka terasa autentik dan kuat di layar lebar. Dengan modal "menjadi diri sendiri", mereka berhasil merebut hati penonton sekaligus Oscar. Kira-kira siapa saja, ya?

1. Nicolas Cage – Leaving Las Vegas (1995)

Leaving Las Vegas
Leaving Las Vegas (dok. MGM/Leaving Las Vegas)

Nicolas Cage dikenal sebagai aktor dengan gaya akting yang unik, kadang liar, dan penuh kejutan. Dalam Leaving Las Vegas, ia memerankan Ben Sanderson, seorang laki-laki yang pergi ke Las Vegas dengan niat menghabiskan sisa hidupnya dalam lautan alkohol. Karakter ini menuntut akting emosional sekaligus tidak stabil, sesuatu yang memang sudah jadi ciri khas Cage sejak lama.

Tak heran, lewat film inilah ia akhirnya membawa pulang Oscar pertamanya. Yang membuat perannya semakin terasa “Cage banget” adalah cara dia mendalami karakter. Cage pernah mengaku bahwa ia merekam dirinya sendiri dalam keadaan mabuk berat agar bisa menampilkan sosok Ben dengan lebih meyakinkan.

Jadi meski bukan benar-benar dirinya, peran ini terasa begitu dekat dengan sisi liar yang sudah melekat pada citra sang aktor. Intinya, Cage tak terlalu jauh keluar dari dirinya sendiri untuk meraih penghargaan tertinggi itu

2. Michelle Yeoh – Everything Everywhere All at Once (2022)

Everything Everywhere All At Once
Everything Everywhere All At Once (dok. A24/Everything Everywhere All At Once)

Ketika Michelle Yeoh menang Oscar lewat Everything Everywhere All at Once, banyak yang melihat bahwa film ini begitu personal baginya. Ia memerankan Evelyn Wong, seorang ibu imigran yang hidupnya penuh tekanan, lalu terseret ke dalam petualangan lintas semesta

Film ini sukses memenangkan banyak kategori, termasuk Best Picture, dan membuat Yeoh jadi aktris Asia Tenggara pertama yang meraih Best Actress. Menariknya, karakter Evelyn terasa sangat mirip dengan perjalanan hidup Yeoh sendiri. Ia pernah mengalami tantangan sebagai perempuan Asia yang berkarier di Hollywood, dan film ini seakan jadi refleksi dari pengalaman pribadinya.

Bahkan salah satu versi Evelyn di multiverse adalah seorang bintang laga terkenal tepat seperti Yeoh di dunia nyata. Jadi, kemenangan Oscar ini bukan hanya soal akting, tapi juga tentang bagaimana dirinya benar-benar hidup dalam karakter tersebut.

3. John Wayne – True Grit (1969)

True Grit
True Grit (dok. Paramount Pictures/True Grit)

John Wayne adalah ikon film koboi yang sudah lama berkarier di Hollywood. Namun, meski namanya begitu besar, ia baru memenangkan Oscar di penghujung kariernya lewat True Grit. Di film ini, ia memerankan Rooster Cogburn, seorang marshal tua yang keras kepala, kasar, tapi tetap karismatik. Peran ini langsung jadi favorit banyak orang dan akhirnya mengantar Wayne meraih piala emas.

Namun, kalau dipikir-pikir, Cogburn tidak jauh berbeda dengan sosok John Wayne sendiri. Seorang pria tua yang melegenda, punya banyak penggemar, tapi juga menyimpan sisi gelap yang jarang terlihat. Dengan kata lain, ia hanya sedikit memoles dirinya sendiri untuk ditaruh di layar.

Itulah kenapa banyak orang bilang, Oscar ini seperti hadiah penghormatan untuk John Wayne yang selama ini memang dikenal sebagai koboi sejati Hollywood.

4. Brad Pitt – Once Upon a Time in Hollywood (2019)

Once Upon a Time in Hollywood
Once Upon a Time in Hollywood (dok. Sony Pictures/Once Upon a Time in Hollywood)

Brad Pitt akhirnya meraih Oscar aktor pendukung lewat perannya sebagai Cliff Booth dalam film Tarantino, Once Upon a Time in Hollywood. Ia memerankan seorang stuntman tangguh, santai, dan penuh pesona, sosok yang sangat pas dengan kepribadiannya di dunia nyata. Pitt bahkan berhasil mengalahkan deretan nama besar, seperti Al Pacino dan Tom Hanks.

Tarantino jelas tahu apa yang ia lakukan dengan memilih Pitt. Booth adalah pria yang tenang, percaya diri, dan tetap relevan meski dunia di sekitarnya berubah. Sama seperti Pitt yang tetap jadi bintang besar meski sudah puluhan tahun berkarier.

Jadi, kemenangan ini terasa natural, seolah Pitt hanya diminta untuk memainkan versi lain dari dirinya sendiri. Tak heran kalau perannya ini begitu mengena dan akhirnya diganjar Oscar.

5. Kieran Culkin – A Real Pain (2024)

A Real Pain
A Real Pain (dok. Seachlight Pictures/A Real Pain)

Kieran Culkin mungkin paling dikenal lewat serial Succession sebagai Roman Roy, karakter yang nyinyir, canggung, tapi diam-diam penuh perasaan. Nah, ketika ia berperan sebagai Benji di film A Real Pain, penonton langsung merasa ada kemiripan besar dengan dirinya sendiri. Benji adalah sosok yang menyebalkan, cerewet, tapi sebenarnya punya hati yang baik.

Perannya ini sukses besar, sampai-sampai Culkin menang hampir di semua ajang penghargaan, dari Golden Globes hingga Oscars. Bahkan banyak kritikus bilang bahwa ia seperti memainkan versi dirinya yang sedikit dilebihkan. Tapi justru itu yang membuat karakternya terasa hidup dan memikat.

Jadi meski terdengar agak “curang”, Culkin membuktikan kalau jadi diri sendiri di layar pun bisa menghasilkan akting pemenang Oscar. 

Pada akhirnya, kemenangan para aktor di atas mengundang pertanyaan yang seru untuk dipikirkan. Apakah akting terbaik memang harus selalu soal transformasi total, atau cukup dengan menghadirkan diri sendiri di depan kamera?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us