TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Fakta Burning Man, Pertunjukan Artistik dan Musik Terbesar di Dunia

Harga tiket mahal membuat acara ini ekslusif

para peserta yang menyaksikan dibakarnya kuil di Burning Man 2017 (rgj.com)

Burning Man adalah acara musik yang sangat populer yang diadakan pada musim panas di tengah gurun Nevada. Festival ini tidak konvensional dan sangat berbeda dari yang lain karena menggabungkan seni, musik, dan berbagai pertunjukan unik lain. 

Festival ini juga menawarkan kesempatan kepada pesertanya untuk menjadi bagian dari observatorium dan melihat sekilas Saturnus, Jupiter, dan pemandangan menarik lainnya. Wow! Apakah kamu tertarik untuk menjelajahi sejarah festival ini? 

1. Burning Man dimulai sebagai acara kecil sekelompok anak muda

Larry Harvey dan Jerry James di Baker Beach pada tahun 1988 (burningman.org)

Seperti yang ditunjukkan oleh makalah akademis yang diterbitkan pada tahun 2009 di Sacred Tribes Journal, festival ini awalnya dihadari sekitar 20 orang di San Francisco, Calif pada tahun 1986. Konsepnya dibuat secara spontan oleh Jerry James dan Larry Harvey dengan membakar patung kayu untuk menandai Titik Balik Matahari Musim Panas. Harvey sendiri terinspirasi oleh seorang seniman bernama Mary Grauberger yang membuat patung lalu membakarnya. 

Melansir laman The Washington Post, Harvey tidak menyangka jika aksinya disukai oleh teman-temannya yang lain. Dia pun membuat acara tersebut pada tahun berikutnya, yang melahirkan istilah Burning Man. 

2. Burning Man menjadi sangat populer dalam jangka waktu empat tahun

kamp-kamp di Black Rock Desert di Reno, Nevada saat festival Burning Man (highsnobiety.com)

Setelah kumpul-kumpul pertama itu, acara tersebut semakin populer. Empat tahun bergulir, festival itu dihiasi patung kayu setinggi 12 meter. Larry Harvey dan teman-temannya mencari lokasi yang lebih luas untuk mengadakan acara yang telah mereka rencanakan.

Mereka pun memilih Gurun Batu Hitam di Reno, Nevada, yang juga dihadiri oleh kelompok bernama Cacophonist Society. Acara di tengah padang pasir itu diakhiri dengan ritual pembakaran khas mereka ditambah dengan aksi lainnya, seperti balapan di padang pasir dengan kecepatan ekstrem.

3. Burning Man menjadi tempat untuk mengingat mereka yang telah tiada

kuil di Burning Man (modlar.com)

Dikutip dari Inc, Burning Man menawarkan kesempatan langka bagi peserta dengan menulis surat kepada seseorang yang sudah meninggal, surat itu akan dikumpulkan di sebuah kuil, dan kuil akan dibakar selama festival. Banyak yang menganggap ritual itu sangat menyentuh. 

Menurut situs web Burning Man, kuil ini sangat penting dan menjadi simbolis. Kuil ini menjadi ruang spiritual bagi pengunjung untuk membebaskan pikiran. Mereka juga bisa menuliskan apa yang sedang mereka rasakan tentang orang lain atau untuk diri sendiri. 

4. Festival Burning Man memiliki prinsip yang harus dijaga

karya seni di festival Burning Man 2015 (unsplash.com/Adam Hornyak)

Burning Man memiliki sepuluh prinsip yang diikuti oleh para loyalisnya. Menurut situs web festival Burning Man, salah satu prinsipnya adalah memberi hadiah kepada peserta lain tanpa syarat dan tanpa harapan. Selain itu, festival ini menolak komersialisasi seperti iklan. Burning Man menerapkan rasa kebersamaan untuk menjaga api agar tetap menyala.

Peserta juga harus menghormati aturan dan tidak boleh melanggarnya. Prinsip lain mencangkup pentingnya menjaga lingkungan dan keindahannya. Seperti yang dijelaskan situsnya, "Komunitas kami menghormati lingkungan. Kami berkomitmen untuk tidak meninggalkan jejak fisik dari aktivitas kami di mana pun kami berkumpul."

5. Keberagaman dalam festival Burning Man

para peserta yang mengenakan kostum selama festival Burning Man (dailymail.co.uk)

Keragaman menjadi bagian penting dari Burning Man. Bahkan, menurut salah satu dari sepuluh prinsipnya, peserta dari berbagai latar belakang diminta untuk hadir. Mengutip laman Insider, Burning Man memiliki konsep inklusif seperti tidak membatasi usia dalam festival. 

Akan tetapi, salah satu masalah utama di festival ini adalah harga tiketnya yang sangat mahal, harganya bisa mencapai 1.000 US dolar (14,3 juta rupiah) atau lebih. Harga tiket yang mahal memang menyulitkan banyak penggemar untuk hadir dan menjadi bagian dari Burning Man.

6. Masalah dalam acara Burning Man

kamp-kamp di festival Burning Man (burningman.org)

Terlepas dari niat baik, Burning Man pernah mengalami kontroversi dan dianggap telah menyimpang. Seperti yang diilustrasikan oleh The Guardian pada tahun 2019, banyak influencer media sosial berbondong-bondong ke Burning Man dan mempromosikan berbagai brand di festival, suatu tindakan yang jelas bertentangan dengan semangat aslinya.

Keluhan mulai mengalir dari peserta Burning Man lama yang menunjukkan bahwa festival mengalami banyak kemunduran. Selain itu, diduga bahwa kelompok berkemah di Burning Man merusak acara tersebut. Burning Man menanggapi keluhan tersebut dan melarang kamp-kamp mempromosikan sesuatu seperti "retret yoga" dan "sesi meditasi." 

7. Burning Man menarik perhatian banyak perusahaan dunia

festival Burning Man 2018 (technostation.tv)

Burning Man mendapat perhatian dari perusahaan teknologi. Seperti dilansir The Los Angeles Times, misalnya, pengusaha Shane Metcalf, memberikan tiket secara cuma-cuma untuk karyawannya. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anggota timnya untuk lebih kreatif dan terhubung satu sama lain.

Perusahaan lain, Faceparty, pada tahun 2007, mewajibkan karyawannya untuk menghadiri festival Burning Man. Selain itu, banyak pemain besar di bidang teknologi, seperti pendiri Tesla Elon Musk, Garrett Camp dari Uber, dan mantan CEO Google Eric Schmidt, yang pernah menjadi bagian dari Burning Man dan menunjukkan dukungan mereka untuk festival tersebut.

8. Burning Man dan gerakan #MeToo yang ramai di media sosial

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Seperti yang dilansir laman Vogue pada 2018, ada penyerangan seksual di festival Burning Man, hal ini pun menjadi trending di sosial media dengan gerakan #MeToo. Ternyata, beberapa peserta memang menginginkan beberapa perubahan dalam festival Burning Man bahkan sebelum gerakan #MeToo dimulai.

Sebuah proyek dimulai pada tahun 2012, salah satu anggota dari proyek tersebut, Jaime Chandra, mengatakan bahwa banyak sekali laporan kekerasan seksual dari Black Rock City.

Burning Man pun fokus untuk mengatasi kekerasan seksual di acara tersebut. Peserta festival diminta untuk mencari bantuan dan melaporkan jika mengalami pelecehan seksual. Situs web Burning Man menyatakan bahwa festival tidak mentolerir pelecehan seksual dalam bentuk apa pun.

9. Burning Man dan pemasukan ekonomi

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Mengutip laman Atlantic, Bandara Internasional Reno-Tahoe menyaksikan kedatangan banyaknya peserta festival Burning Man setiap tahunnya dari berbagai belahan dunia. Diyakini bahwa bandara tersebut mendapat pemasukan sebanyak 10 juta US dolar atau setara dengan 143 miliar rupiah setiap tahunnya berkat mereka yang pergi ke festival.

Larry Harvey, salah satu pendiri Burning Man tidak menyangkal bahwa tim festivalnya memang mengandalkan ekonomi pasar agar acara itu dapat terealisasikan dengan baik. Belum lagi, timnya menggunakan alat seperti crowdfunding untuk menyukseskan acara dan memasang instalasi seni yang megah setiap tahunnya.

10. Evolusi musik di Burning Man

festival musik Burning Man (burningman.com/Darrin Harris Frisby)

Burning Man bukanlah acara yang membosankan atau bisa ditebak. Dari sisi acara musik, ada banyak perubahan yang dilakukan oleh Burning Man. Menurut laporan NPR, Burning Man menyambut semua artis ke perayaannya, termasuk DJ populer seperti Armin Van Buuren, Tiesto, dan Skrillex. 

Seperti yang ditunjukkan oleh Billboard, musik elektronik mendominasi acara tersebut. Meski begitu, Burning Man kehilangan ciri khasnya yang dulu, seperti menghadirkan DJ yang tak dikenal ke festival.

Baca Juga: 10 Hal Tentang Pestapora 2022, All You Can Eat Festival Musik

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya