TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Scream, Film yang Terinspirasi dari Kisah Nyata Pembunuhan Gainesville

Pembunuhnya mendapat julukan The Gainesville Ripper

Oxygen.com

Film Scream pertama kali tayang pada tahun 1996, perilisannya menakutkan jutaan orang dan mengubah perspektif seperti apa film horor bergenre itu. Namun tahukah kamu kalau cerita dari film itu terinspirasi oleh peristiwa dari kisah nyata.

Pada tahun 1990, seorang pembunuh berantai menguntit dan membunuh para siswa di Gainesville, Florida. Aksinya menjadi mimpi buruk, dan menakuti seluruh negara bagian itu. Jika kamu belum mengetahuinya, inilah kisahnya. 

1. Para korban

weminoredinfilm.com

Menurut ThoughtCo., peristiwa itu dimulai pada 24 Agustus 1990, ketika Sonja Larson yang berusia 18 tahun dan Christina Powell yang berusia 17 tahun diserang di apartemen mereka. Larson meninggal terlebih dulu, dengan cara diikat dan ditusuk. Lalu pembunuh itu kembali ke lantai bawah, mengikat Powell dan memperkosanya, lalu menikamnya berkali-kali. Mayat-mayat itu pun dimutilasi.

Pada 27 Agustus, seorang petugas apartemen diminta untuk memeriksa kamar milik Manny Taboada dan Tracy Paules. Saat sampai di sana, ia melihat Taboada sudah tak bernyawa, dan Paules mengalami nasib yang sama seperti para korban sebelumnya, ia terikat, diperkosa, dan ditusuk.

Petugas apartemen itu juga menyatakan kalau mayat wanita itu berbaring di sebelah tas hitam. Pada saat polisi tiba di sana, tas itu hilang. Media menjuluki pembunuh itu sebagai The Gainesville Ripper.

2. Dugaan pertama, Edward Lee Humphrey

Oxygen.com

Edward Lee Humphrey ditangkap pada 30 Agustus, atas tuduhan karena menyerang neneknya yang berusia 79 tahun. Ia dikabarkan mengidap gangguan bipolar, dan berhenti meminum obatnya terkait gangguan mentalnya itu.

Polisi menerima laporan bahwa dia pernah membuat kekacauan sambil membawa pisau. Orang yang mengenalnya mengatakan kalau dia berkeliaran dengan memakai topeng. 

Berbulan-bulan berlalu, namun Humphrey tidak pernah didakwa. Menurut wawancaranya dengan Orlando Sentinel tiga tahun setelah kasus pembunuhan mahasiswa, jaksa terus mengemukakan namanya meskipun tidak ada bukti nyata. Humphrey memang memiliki latar belakang yang buruk, orang tuanya pecandu alkohol, sering melakukan kekerasan padanya, dan pemberontakan.

Pada hari yang sama dengan pembunuhan, ada yang melaporkan kalau sikap Humphrey aneh, ia membuat ancaman, dan mengacungkan pisau yang disembunyikannya di balik pakaiannya. Oleh karena itu polisi akhirnya menahan Humphrey.

Namun ia dianggap tidak stabil secara mental untuk diadili, Humphrey dipenjara di sebuah lembaga, dan pada Januari 1991, polisi menyadari bahwa ada tersangka lain. 

3. Dugaan tersangka lain, Danny Rolling

youtube.com

Setelah penangkapan Humphrey, The Independent Florida Alligator membuat profil tentang seorang pria bernama Danny Rolling. Masa kanak-kanaknya sangat pilu, ayahnya suka berlaku kasar padanya dan juga keluarganya, hanya karena masalah sepele. Rolling melampiaskan semua itu dengan meminum alkohol pada saat usianya 11 tahun.

Danny Rolling juga masuk sebagai militer Angkatan Udara, namun dikeluarkan karena didiagnosis dengan gangguan kepribadian.  Kemalangannya tak sampai di situ, ia juga bercerai dengan istrinya, yang membuatnya menjadi perampok di supermarket. 

Aksinya yang kejam terjadi pada Mei 1990, ketika dia menembak ayahnya sebanyak dua kali. Ayahnya, Rolling Elder harus kehilangan mata dan telinganya, namun berhasil selamat. Ayahnya sendiri pun pensiunan letnan polisi. Rolling melarikan diri dari Louisiana setelah kejadian itu, dan ditangkap pada 7 September karena merampok Winn-Dixie di Ocala, Florida.

Dia sudah menjadi incaran polisi bahkan sebelum kejadian itu. Pasalnya, polisi mengejarnya ke sebuah perkemahan di hutan, mereka menemukan pakaian yang dipenuhi darah, uang, dan kaset, di mana kaset itu merekam ocehan Rolling tentang beberapa hal yang cukup mengerikan.

Bahkan semua itu ditemukan sehari setelah pembunuhan terakhir terjadi. Menurut Complex, ayah Rolling tidak percaya kalau putranya tega melakukan pembunuhan yang dituduhkan itu.

Baca Juga: Jangan Terlewat! 7 Film Berdasarkan Kisah Nyata yang Tayang di Netflix

4. Pengakuan Danny Rolling

pexels.com/Donald Tong

Sebulan sebelum Rolling dijadwalkan untuk diadili, ia berteman dengan narapidana lain bernama Bobby Lewis. Rolling menumpahkan semua detail pembunuhan Gainesville kepada Lewis, namun enggan mengungkapkannya kepada penyelidik, kecuali melalui temannya itu.

Polisi mengajukan pertanyaan, Rolling membisikkan jawaban kepada Lewis, dan Lewis menyampaikannya kepada pihak berwenang. Menurut ThoughtCo., Ini adalah cara Rolling untuk tidak mengakui pembunuhan, tetapi juga mengklaim bahwa dia belum menyelesaikan misinya. Rencananya, dia ingin membunuh delapan orang. 

Pada tahun 2006, Fox News melaporkan bahwa selama dua jam perbincangan dengan Pendeta Mike Hudspeth, Rolling menulis pengakuannya kepada tiga pembunuhan lain yang terjadi di Louisiana pada 4 November 1989.

Rolling mengakui bahwa ia menikam dan membunuh pria berusia 55 tahun bernama William "Tom" Grissom, putri Grissom yang berusia 24 tahun, Julie, dan cucunya yang masih muda, Sean. Ketika itu, satu keluarga tersebut sedang membuat makan malam saat tragedi berdarah itu terjadi.

5. Rekaman Danny Rolling

pexels.com/Stas Knop

Menurut Complex, polisi sudah mengetahui sejak mereka menyasar Rolling, dia bersalah atas sesuatu, tetapi baru pada Januari 1991 polisi mulai curiga bahwa dia adalah pembunuh dari mahasiswa tersebut. Para jaksa mendengar rekaman yang ditemukan polisi di tempat perkemahannya.

Setelah berbincang dengan saudaranya tentang cara memburu rusa, Rolling mengirim pesan kepada ayahnya, seperti ditranskripsi oleh The Independent Florida Alligator. "Yah, Ayah, kuharap kau lebih baik. Aku ingin membuatmu bangga padaku, aku mengecewakanmu, aku minta maaf untuk itu. Yah, aku akan keluar sebentar, aku harus melakukan sesuatu. Aku menyukainya. Sampai jumpa."

Menurut Orlando Sentinel, ada kaset-kaset lain yang diputar di persidangan juga, termasuk ketika Rolling menyatakan bahwa dirinya memiliki kepribadian lain bernama Ynnad dan Gemini, dan satu kaset dengan durasi 58 menit di mana ia menyanyikan lagu-lagu yang ia tulis. Rolling mengaku bersalah — menentang nasihat pengacaranya — dan akhirnya dihukum mati pada setiap dakwaan pembunuhan.

6. Rolling mengungkapkan kalau pembunuh berantai itu adalah sikap dasar manusia

pexels.com/Pixabay

Pada tahun 1998, reporter Lonnie Robinson dari The Hillsdale Daily News diizinkan untuk mewawancarai Rolling di penjara. Tapi Rolling menolak untuk mengomentari tindakannya sendiri, dia justru membagikan beberapa pendapatnya tentang peran yang dimainkan pembunuh berantai dalam masyarakat.

Rolling mengatakan masyarakat itu penuh dengan kemunafikan, memberikan medali kepada tentara yang membunuh dan mengutuk aksi pembunuh berantai. Rolling menyamakan mereka seperti pemburu besar yang tak jauh berbeda dengan pembunuh berantai.

7. Rolling bernyanyi ketika dieksekusi

azcapitoltimes.com

Rolling adalah pembunuh ke-47 yang dieksekusi di Amerika Serikat pada tahun 2006, dan ia meninggal pada tanggal 25 Oktober pukul 18:13. Menurut catatan yang dihimpun oleh Kantor Kejaksaan Wilayah Clark, Rolling menyanyikan lagu pujian yang ia buat sendiri ketika ia disuntik mati. Rolling pun tidak pernah meminta pengampunan, atau menyatakan penyesalan atas apa yang telah ia lakukan.

Ibu tiri korban mengungkapkan bahwa kematian Rolling tidak sesuai dengan hukuman kematian yang pantas diterimanya. Tonya Wilson, mantan teman sekamar Christina Powell dan Sonja Larson, berkata, "Saya tipe orang yang suka bertatap muka. Saya pikir kematiannya begitu mudah, dan itu sangat memuakkan."

8. Kisah ini menginspirasi film Scream

ew.com

Pada tahun 1997, Kevin Williamson berhasil meraih kesuksesan berkat film Scream. Ketika diwawancarai oleh CNN,  dia menceritakan bagaimana kisah Gainesville Ripper memengaruhinya, dan bagaimana kisah itu membentuk keseluruhan film. Saat pertama kali melihat berita tentang pembunuhan Gainesville, Williamson dilanda ketakutan yang ekstrem. 

"Aku pergi tidur malam itu dengan ketakutan sehingga aku mengalami mimpi buruk dan aku bangun pada pukul tiga atau empat pagi, dan di situlah aku mulai menulis adegan pembuka untuk Scream." 

Baca Juga: Bikin Ngeri, 5 Film Korea Bertema Kriminal Ini Berdasarkan Kisah Nyata

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya