TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Jadi Perdebatan, Mengapa Film Superhero Jarang Menang Oscar?

#Oscar2019 Black Panther cetak sejarah pertama...

screenrant.com

Sisa menghitung jam menuju perhelatan Academy Awards di Dolby Theatre, Los Angeles. Ajang penghargaan tahunan untuk insan perfilman dunia ini selalu mendapatkan perhatian khusus dari seluruh kalangan. Oscar menjadi apresiasi tertinggi bagi pekerja film. 

Puluhan film terbaik bersaing setiap tahunnya untuk membawa pulang piala bergengsi itu. Tahun ini film yang masuk sebagai Best Picture mengusung berbagai genre. Yang paling menarik adalah munculnya "Black Panther" sebagai film superhero pertama yang mendapatkan nominasi tertinggi itu setelah 90 tahun pagelaran Oscar.

Menelisik ke belakang, nampaknya film-film pahlawan super tak memiliki 'hubungan baik' dengan Academic of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS). Lalu, apa yang menjadi alasan mendasar para idola dari komik ini sangat sulit untuk menyampaikan pidato kemenangan?

1. Kisah dramatis dinilai jadi daya pikat untuk Oscar

today.com

Ada tiga kategori yang dianggap paling istimewa dalam setiap pelaksanaan Oscar, yakni Best Picture, Best Director dan Best Original Screenplay. Ketiga nominasi ini biasanya saling terhubung, apabila film masuk nominasi film terbaik, maka untuk kategori produser dan naskah akan mengikuti. Hal yang cukup jarang diperoleh oleh film-fim superhero. 

Walau tak selalu demikian, namun seperti yang sering terjadi, AMPAS nampaknya lebih "menyukai" film dengan fiksi sejarah dan realisme kontemporer. Misalnya, "The Shape of Water" yang menjadi pemenang di 2018. Walau berupa cerita fiksi, namun penggambaran historis di 50-an masih menampilkan isu-isu di era itu, seperti prasangka dan perang dingin. Hal yang sama juga hampir tergambar dalam cerita "Moonlight" yang memenangkan Best Picture 2016.

Dan "Black Panther" menjadi film pertama tahun ini yang masuk dalam jajaran film terbaik tanpa unsur dramatis itu. Akankah Oscar mulai melakukan pengecualian di usia yang hampir seabad?

2. Box office tak pernah jadi jaminan

hollywoodreporter.com

Industri perfilman harus mengakui sukses besar yang diraih "Wonder Woman" pada 2017 sebagai film dengan penghasilan terbesar. Namun, hal itu tak cukup membuat putri Amazon yang meninggalkan pulau asalnya yang aman untuk mencoba menyelamatkan dunia ini meraih nominasi. 

Gal Gadot dan tim tak sendiri, "Deadpool" pun bernasib sama. Ada pula "Star Wars: The Last Jedi", "Beauty and the Beast" dan "Jumanji", tidak beruntung memperoleh nominasi di bidang peran, penyutradaan atau penulisan.

3. Isu sosial dan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat

ew.com

Berkaca dari kemenangan "The Shape of Water" tahun lalu, menurut profesor dari Syracuse University sekaligus penulis buku "A Place of Darkness: The Rhetoric of Horror in Early American Cinema", Kendall Philips, walau penampilan sosok monster tapi kesan humanis yang kuat mampu membuat film ini sejajar dengan genre drama yang biasanya langganan menang Oscar.

"Di sini kami memiliki film yang mengisahkan sebuah cerita cinta yang amat indah, tentang dua entitas yang merasa terkoneksi dan bukan bagian dari dunia, dan mereka ternyata mampu menjembatani jurang yang ada itu." kata Phillips, sebagaimana dilansir dari E!News.

Pesan mendalam tentang moralitas, ketidakberdayaan, perjuangan keadilan dalam masyarakat adalah pesan-pesan penting yang hampir ada di film 'selera' Oscar. Lalu apakah Iron Man dan Captain America yang mencoba menyelamatkan dunia tak memenuhi syarat tersebut?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya