TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 5 Topik Mendidik yang Ada di KDrama 'It's Okay to Not be Okay'

Banyak pengetahuan soal sastra anak dan kesehatan mental

Instagram.com/tvndrama.official

Memasuki episode ke-4, KDrama 'It's Okay to Not be Okay' semakin menunjukkan muatan konten yang edukatif selain topik asmara yang bikin hati meleleh. Konsistensinya dalam menyajikan narasi yang mendidik terus terlihat dari dialog dan akting para pemerannya.

Tentu saja drama ini mengetengahkan alur cerita asmara antara perawat rumah sakit jiwa dan penulis fiksi anak yang menderita gangguan kepribadian antisosial. Namun, kisah percintaan itu tidak dieksploitasi secara berlebihan karena ada banyak balutan konten yang mendidik seputar fiksi anak dan kesehatan mental.

Apa saja topik mendidik yang muncul dalam KDrama 'It's Okay to Not be Okay'? Berikut ini ulasannya.

1. Pengetahuan yang menarik tentang sastra anak atau children literature

Instagram.com/kdramafeed

Di episode ke-4, Lee Sang-in (Kim Joo-hun) menyinggung Hans Chistian Anderson Award yang merupakan penghargaan fiksi anak paling bergengsi di dunia. Bahkan Ko Moon-young (Seo Ye-ji) yang berperan sebagai penulis cerita anak turut mengisahkan salah satu judul dongeng karya Hans Christian Anderson yang berjudul 'The Red Shoes'.

Selain mengenalkan karya-karya penulis fiksi anak, Ko Moon-young juga menyampaikan cara mengambil pesan moral dalam fiksi anak yang sudah terkenal luas seperti kisah 'Putri Duyung'. Dari dialog yang disampaikan Ko Moon-young itu, penonton memperoleh pengetahuan menarik soal dunia fiksi anak yang kini begitu populer.

Baca Juga: 6 Karakter Inspiratif dari Moon Kang Tae "It's Okay to Not Be Okay"

2. Informasi yang berguna seputar cara mengatasi trauma dan stres

Instagram.com/sachi.blaine

Di episode ke-3 dan 4, pertemuan Ko Moon-young dan Moon Kang-tae (Kim Soo-hyun) makin intens. Keduanya bahkan mulai mengenal satu sama lain dan perlahan mengetahui kisah masa lalu masing-masing termasuk cerita yang menyisakan trauma dan stres.

Pada satu adegan, Moon Kang-tae mengajarkan Ko Moon-young cara mengatasi trauma dan meredakan stres sesaat. Moon Kang-tae memperkenalkan butterfly hug yang dinilai ampuh menenangkan diri mereka yang sedang diliputi kesedihan berlebih akibat trauma atau stres. Bahkan lewat dialog keduanya, penonton seperti diajarkan metode mengatasi trauma masa lalu dengan cara menghadapinya, bukan malah menghindari.

3. Pengetahuan yang bermanfaat mengenai psikologi anak

Instagram.com/tvndrama.official

Topik mengenai keluarga merupakan bagian tak terpisahkan dari drama ini. Trauma masa lalu Moon Kang-tae dan Ko Moon-young bisa dikatakan berasal dari interaksi keduanya dengan anggota keluarga. Dengan begitu, isu mengenai kekerasan pada anak, kecemburuan dan kurangnya perhatian orang tua menjadi isu sentral.

Permasalahan keluarga itu terlihat jelas di episode ke-4 drama saat anak anggota dewan yang mengalami gangguan mental berulah di kampanye politik ayahnya yang berujung ricuh. Dari adegan itu, penonton diberikan pengetahuan tentang cara berinteraksi dengan anak yang harus dilandasi atas rasa perhatian dan adil sehingga tidak menimbulkan rasa cemburu atau dampak psikologis lain yang bisa terbawa oleh anak hingga dewasa.

4. Informasi yang berguna mengenai cara merawat pasien dengan gangguan kejiwaan

Instagram.com/tvndrama.official

Latar cerita drama yang banyak mengeksplorasi lingkungan di rumah sakit jiwa begitu memberikan banyak informasi berguna tentang cara berinteraksi dan merawat pasien dengan gangguan kejiwaan. Penonton seolah diajarkan untuk tetap menganggap manusia mereka yang sedang mengalami gangguan kejiwaan dengan cara memahami cara mereka bertindak dan bertutur.

Dialog dan akting para perawat di rumah sakit jiwa begitu mengajarkan penonton cara memahami pasien dengan gangguan kejiwaan. Penonton akan menyaksikan adegan cara mengamati si dokter kepada pasiennya, cara berinteraksi perawat dengan pasien lewat metode bermain peran, dan sikap sabar yang ditunjukkan para perawat kepada pasiennya. Itu semua seperti ingin menunjukkan bahwa pasien adalah juga manusia yang perlu diperhatikan dan dipahami.

Baca Juga: 5 Pesan Mendalam dari Episode Awal "It's Okay to Not Be Okay"

Verified Writer

Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya