TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bertema Masa Karantina, 5 Film Pendek dalam Antologi Quarantine Tales

Dian Sastro debut jadi salah satu sutradara #IDNTimesHype

Quarantine Tales (instagram.com/filmquarantinetales)

Film antologi Quarantine Tales akan segera menghibur masa karantina kalian, nih. Karya kolaborasi antara Bioskop Online dan BASE Entertainment ini terdiri dari lima film pendek dari lima sutradara ternama. Tak hanya itu, setiap film juga menghadirkan deretan aktor dan aktris dengan kemampuan akting yang memukau.

Mempunyai tema besar berupa masa karantina selama pandemik COVID-19, inilah lima film pendek yang dapat kalian tonton di Quarantine Tales pada 18 Desember 2020 di Bioskop Online.

1. Cook Book

Cook Book (instagram.com/filmquarantinetales)

Cook Book menceritakan tentang seorang koki yang berusaha untuk menyelesaikan buku masaknya di masa karantina.

Film pendek yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah ini menghadirkan Verdi Solaiman sebagai pemeran utama, yakni Chef Halim dan Kiki Narendra, serta Brigitta Cynthia sebagai pemeran pendukung.

Sebagai salah satu talenta muda Tanah Air, Brigitta mengaku bersyukur dapat berperan bersama aktor papan atas seperti Kiki dan Verdi.

"Intinya pas lagi syuting tuh aku syok banget, soalnya aku kan malu-malu gitu ya anaknya, terus tiba-tiba mainnya sama Kak Kiki dan Kak Verdi jadi kayak, 'Oh my God what kind of blessing is this?' Tapi kayak deg-degan juga." ujar anggota Cherybelle ini di konferensi pers daring Quarantine Tales pada Rabu (16/12/2020).

Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Pendek Indonesia yang Penuh Pesan Moral, Tonton Yuk

2. Happy Girls Don't Cry

Happy Girls Don't Cry (instagram.com/filmquarantinetales)

Disutradarai oleh Aco Tenri, Happy Girls Don't Cry mengisahkan tentang keluarga sederhana yang memenangkan sebuah giveaway di masa pandemik COVID-19 ini. Film pendek ini diperankan oleh aktris pendatang baru Arawinda sebagai Adin, serta Marissa Anita dan Teuku Rifnu Wikana sebagai Ibu dan Bapak Adin.

Dalam membuat film ini, Aco terinspirasi oleh fenomena giveaway yang terjadi pada awal pandemik COVID-19. Ia juga melihat bagaimana segala rencana yang dibuat orang-orang harus rela batal di situasi yang sulit ini.

"Yang jadi penting selain giveaway itu kayaknya semua orang dihadapkan oleh rencana yang berguguran, jadi filmnya sendiri mempertanyakan kembali, kayak, mana sih yang lebih penting? Apakah hari ini atau plan kita ke depannya? Intinya, untuk berpikir kembali tentang hidup kita." ujar Aco.

3. Nougat

Nougat (instagram.com/filmquarantinetales)

Nougat mengisahkan tentang tiga saudara perempuan bernama Ubai, Ajeng, dan Deno dengan permasalahan mereka masing-masing. Mereka hanya bisa berkomunikasi secara daring karena sudah lama tinggal di tempat yang berbeda. Ketiga saudara ini juga diperankan oleh Marissa Anita sebagai Ubai, Adinia Wirasti sebagai Ajeng, dan Faradina Mufti sebagai Deno.

Nougat merupakan film pertama Dian Sastro sebagai sutradara. Meskipun merupakan tantangan yang baru baginya, ia mengaku senang dengan pengalaman ini.

"Aku enggak nyangka ternyata segitu menyenangkannya jadi sutradara, karena dapat tantangan baru, tapi habis itu berhasil menjalaninya sebaik mungkin," tutur Dian.

"Aku juga bersyukur dapat pemain-pemain yang keren banget karena untuk bisa menceritakan cerita aku, kayaknya performance-nya harus jago soalnya kalau enggak, enggak dapat ceritanya," lanjutnya.

4. Prankster

Prankster (instagram.com/filmquarantinetales)

Disutradarai oleh Jason Iskandar, Prankster menceritakan tentang sesi live streaming antara seorang prankster bernama Didit dan pembuat kue sekaligus food influencer bernama Aurel. Keduanya diperankan oleh Roy Sungkono dan Windy Apsari.

Jason sendiri terinspirasi dari fenomena live streaming yang kerap dijadikan hiburan selama pandemik COVID-19. Selain itu, ia juga melihat dampak buruk dari aksi prank yang ramai dilakukan banyak orang di masa ini.

"Kita jadi banyak diajakin dan ngajakin live, terus juga banyak teman yang biasanya cuma mengonsumsi hiburan, tapi sekarang jadi membuat hiburan sebagai kreator," ujar Jason.

"Kemudian ada budaya ngeprank yang kebanyakan adalah mencari views dan uang, dan di situ akhirnya kita kehilangan empati," tambahnya.

Baca Juga: 10 Film Indonesia Terbaik Ini Pernah Dikirimkan untuk Mewakili Oscar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya