TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Srimulat: Hil yang Mustahal—Banyolan Lepas Penghilang Stres

Yuk, tertawa bersama adegan-adegan kocak Srimulat!

salah satu adegan yang ada di film Srimulat: Hil yang Mustahal (instagram.com/filmsrimulat)

Pada 19 Mei 2022, IDN Pictures dan MNC Pictures telah sukses merilis sebuah film biopik berjudul Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama. Film berdurasi 1 jam 50 menit ini disutradarai oleh Fajar Nugros yang sebelumnya juga sukses membuat film dengan judul Yowis Ben.

Mendengar judulnya saja, kamu pastinya tahu bahwa film ini akan fokus pada kehidupan dan perjalanan karier dari kelompok pelawak bernama Srimulat. Yup, nyatanya, karya yang satu ini memang terbilang sukses dalam menghidupkan kembali dunia komedi ala Srimulat, lho.

Nah, bagaimana kesan yang dirasakan penulis setelah menonton film ini? Apakah film ini sudah sanggup menjadi jembatan yang menghubungkan antara dunia komedi lawas dengan kaum muda Millennial dan Gen Z? Yuk, simak artikelnya!

1. Membangun nostalgia yang intens

adegan yang menggambarkan Kota Solo pada 1980-an (instagram.com/filmsrimulat)

Apa yang ditampilkan dalam Srimulat: Hil yang Mustahal tentu juga mengasah rasa rindu di benak penulis. Pasalnya, kita yang pernah berada di zaman kejayaan Srimulat, tentu tahu betul bagaimana konsep dari lawakan mereka. Nah, hal inilah yang juga dihadirkan dalam film apik yang satu ini. Nyaris semua pemerannya bisa bekerja dengan baik dan maksimal dalam menggambarkan bagaimana kehidupan komedi di masa lalu.

Bio One, Dimas Anggara, Elang El Gibran, Arika Carlina, Erick Estrada, Ibnu Jamil, Rano Karno, Zulfa Maharani, Rukman Rosadi, dan Teuku Rifna Wikana adalah sederet pemeran yang sukses membawakan karakter di Srimulat. Well, adegan dan narasi pun banyak yang dibuat semirip mungkin dengan zaman lawas, misalnya kondisi kota atau lingkungan yang memiliki latar di era 1980-an.

2. Penuh dengan adegan komedi yang mengocok perut

potret adegan lucu di film Srimulat: Hil yang Mustahal (instagram.com/filmsrimulat)

Bukan Srimulat namanya jika tidak bisa mengocok perut kita. Ya, segala macam banyolan khas ala Srimulat juga ada dalam film ini. Mungkin beberapa di antaranya tampak klise dan ringan, tapi tetap saja mampu membuat penonton tertawa. Bahkan, hal-hal kocak sederhana seperti duduk terpeleset, cangkir terkena mata, dan kaki terinjak masih mampu mengundang gelak tawa di seluruh studio bioskop.

Adegan dan narasi yang ditampilkan pun terasa sangat segar sekaligus membumi. Ini cocok dengan kaum muda yang bahkan tidak pernah tahu tentang Srimulat itu sendiri. Rata-rata pemeran di film Srimulat: Hil yang Mustahal juga merupakan aktor dan aktris muda yang rupanya sanggup menjiwai perannya masing-masing. Jadi, bagi kamu yang suka dengan komedi lepas, film ini cocok untuk ditonton sambil menghilangkan stres.

3. Jembatan komunikasi kepada kaum muda

Adegan banyolan tukang cukur hanya ada di film Srimulat: Hil yang Mustahal. (instagram.com/filmsrimulat)

Salah satu fungsi film biopik adalah menghidupkan dan mengenalkan kembali tentang tokoh, kelompok, dan apa pun itu yang berkaitan dengan sebuah prestasi di masa lalu. Nah, begitu juga dengan Srimulat: Hil yang Mustahal. Di mata penulis, film ini sudah mampu tampil begitu apik dan merepresentasikan bagaimana Srimulat yang sesungguhnya.

Terbukti, ada begitu banyak penonton dari kalangan Milenial dan Gen Z yang memenuhi bangku studio bioskop. Antusiasme mereka bahkan berujung pada banyaknya tawa dan perasaan terhibur di sepanjang pemutaran film. Well, kali ini, perfilman Indonesia boleh berbangga karena Srimulat: Hil yang Mustahal sudah mampu menjadi penghubung antara dunia komedi kultural dengan dunia kaum Gen Z dan Millennial.

4. Bahasa Jawa yang ringan dan mudah dipahami

Srimulat: Hil yang Mustahal siap keliling kota (instagram.com/filmsrimulat)

Di sepanjang film kita akan disuguhkan dengan dialog dan adegan yang menggunakan bahasa Jawa. Sebagai orang Jawa, penulis jelas sangat paham tentang apa yang disampaikan oleh film tersebut. Namun, bagi orang yang tidak bisa berbahasa Jawa pun pasti dapat mengikutinya dengan jelas, ringkas, dan simpel.

Yup, selain ada teks terjemahan, bahasa Jawa yang digunakan adalah bahasa yang ringan, membumi, akrab, dan bahkan bisa diikuti oleh siapa saja. Celetukan-celetukan sederhana menggunakan bahasa Jawa juga akan terdengar kocak dan bisa membuat penonton tertawa secara tiba-tiba. Gak percaya? Tonton saja filmnya di bioskop-bioskop yang ada di kotamu, dijamin ngguyu ngakak.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dipelajari dari Film Srimulat: Hil yang Mustahal

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya