TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Merinding, 6 Kelebihan & Kekurangan Suzzanna: Bernapas dalam Kubur

#ReviewFilm udah gak doyan sate ya, Tante Suzzanna?

Foto hanya ilustrasi. (Dok. Soraya Intercine Films)

Pantas rasanya menyebut Suzzanna: Bernapas dalam Kubur jadi salah satu film Indonesia paling dinantikan selama 2018. Tak hanya menjanjikan nostalgia ala tren film 'reborn', Soraya Intercine juga selangkah lebih berani dengan berusaha mewujudkan kembali sosok ratu horor Suzzanna yang telah tiada. 

IDN Times telah menyaksikan film garapan Rocky Soraya dan Anggy Umbara ini di bioskop. Kesimpulannya, saya merasa ada 6 kelebihan dan kekurangan dari Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018).

Peringatan: Artikel ini berpotensi mengandung spoiler, jika kamu tidak ingin terkena sebaiknya berhati-hati saat membacanya ya!

Pertama yuk kita bahas kelebihan dari Suzzanna: Bernapas dalam Kubur

1. Bukan sekadar copy paste & remake film lama, ada cerita baru yang padat berisi dari Suzzanna: Bernapas dalam Kubur

dok. Soraya Intercine Films

Jujur saya datang dengan ekspektasi yang tidak terlalu besar. Pasalnya sudah banyak film-film dengan semangat remake dan nostalgia yang berakhir tak sesuai dengan harapan. Namun, seiring berjalannya cerita saya begitu puas. Suzzanna: Bernapas dalam Kubur boleh terkesan hanya mendompleng nama besar sang legenda, namun ternyata mereka siap dengan cerita yang utuh, padat berisi, dan tereksekusi dengan baik.

Dikisahkan Suzzanna dan suaminya Satria adalah pasangan bahagia dan muslim taat yang bagaikan relationship goals pada masanya. Setelah lima tahun menanti, akhirnya dua sejoli ini diberkati dengan kehamilan pertama Suzzanna. Walaupun sudah berjanji akan menjaga sang istri hingga melahirkan, namun tugas kantor memaksa Satria untuk pergi selama satu minggu ke Jepang. Saat dirinya tak ada ini, sekawanan perampok menyatroni rumah mereka.

Cerita yang disuguhkan baru, namun tetap menggunakan pakem-pakem standar dan tradisional dari sebuah film horor Indonesia. Alih-alih membosankan, film ini terasa solid dan 'aman', tetapi juga terasa segar. 

2. Bertaburan bumbu humor yang pas, tak berlebihan dan murahan

dok. Soraya Intercine Films

Apa yang terlintas di kepalamu ketika mendengar istilah horor komedi? Selama ini kita kerap disuguhi film horor dengan lawakan-lawakan slapstick yang menjatuhkan harkat kengeriannya di mata pemirsa. 

Berbeda dengan film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur. Meskipun dibumbui humor, namun penempatan dan porsinya pas. Akting trio pembantu Suzzanna yang diperankan Opie Kumis, Asri Welas, dan Ence Bagus juga sangat baik dan semakin melengkapi film ini. Lucu, tetapi juga logis dan tidak berlebihan dalam alur cerita. 

Baca Juga: Bernafas Dalam Kubur Diremake, Ini 10 Film Suzanna Paling Terkenal

3. Dibuat dengan sinematografi ciamik dan efek-efek keren

dok. Soraya Intercine Films

Salah satu yang bikin saya sangat puas adalah sinematografi ciamik dalam pembuatan film ini. Pantas rasanya jika Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur disebut sebagai salah satu film yang paling enak dipandang mata di tahun 2018. 

Pergerakan kamera dalam sejumlah adegan terasa sangat keren, tak kalah dengan film-film internasional. Menghasilkan penceritaan yang begitu mengena dan berkesan. Teknik-teknik seperti dutch tilt yang sempat gagal digunakan dalam film horor Indonesia lainnya, justru menjadi kekuatan di salah satu adegan paling ikonik dalam film ini.

Tak hanya itu, dalam film ini juga disajikan sejumlah adegan aksi dan juga kematian yang tampak begitu meyakinkan. Efek spesial dan properti yang digunakan tak tanggung-tanggung sehingga melahirkan tampilan yang realistis. 

4. Menggugah emosi & perasaan tak hanya sekadar menakut-nakuti

dok. Soraya Intercine Films

Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur memang memamerkan sejumlah adegan berdarah nan traumatis, teror balas dendam arwah penasaran, dan juga borok menjijikkan di punggung Luna Maya. Tetapi yang istimewa, film ini tak semata-mata mengeksploitasi sisi kengerian itu saja. 

Ada pesan-pesan menyentuh yang dibawa oleh film ini kepada penonton. Tentang cinta sejati, tentang pengorbanan, tentang bagaimana menyaksikan semua tragedi ini dari sudut pandang si setan. Selain itu kita juga bisa melihat spektrum bahwa para antagonis juga manusia biasa yang punya rasa penyesalan dan dorongan-dorongan di luar kuasanya. Sisi drama dari cerita Suzzanna: Bernapas dalam Kubur terbangun baik. Dan menurut saya ini jadi kelebihannya. 

Oh iya, kerennya lagi film ini membuktikan bahwa horor yang baik dan menyeramkan gak selalu harus pakai jump scare dan asal suara kencang belaka.

Tetapi Suzzanna: Bernapas dalam Kubur juga punya kelemahannya

5. Ada sejumlah plot hole di babak pertengahan dan penutup film

dok. Soraya Intercine Films

Walau ceritanya tersusun dengan cukup baik, tak bisa dipungkiri ada beberapa adegan dan bagian yang bikin alis saya menukik bertanya. Sejumlah plot hole bisa ditemukan di babak pertengahan sampai akhir film. 

Misalnya saat Suzzanna berhasil memengaruhi salah satu pembunuhnya untuk tanpa sengaja membantai pembunuhnya yang lain. Tapi bukannya mendapat konsekuensi hukum, sang pembunuh masih terlihat santai berkeliaran dan melapor ke dukun demi bisa selamat dari teror Suzzanna. 

Ada lagi beberapa bagian lain yang terasa seolah disambung-sambungkan saja karena sudah kepepet ingin segera mencari konklusi cerita. Tetapi dengan keseluruhan kemasan film ini, saya pribadi bisa berusaha memaklumi kejanggalan ini. 

Baca Juga: Luna Maya Menjelma Jadi Suzanna, Netizen Malah Bikin Meme Kocaknya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya