TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kelebihan Once Upon A Time in Hollywood yang Bikin Kamu Harus Nonton

#ReviewFilm apalagi fans Quentin Tarantino

dok. Sony Pictures

Sutradara Quentin Tarantino kembali menelurkan kaya terbarunya lewat "Once Upon A Time in Hollywood". Dibintangi Leonardo Di Caprio, Brad Pitt, dan Margot Robbie, film ini dapat respons baik di Amerika Serikat dan mixed review di kalangan penonton Indonesia.

IDN Times telah menyaksikan film yang telah dinanti-nanti para penikmat sinema ini sejak tahun lalu. Ada enam kelebihan yang membuat "Once Upon A Time in Hollywood" menarik untuk ditonton. Mau tahu apa saja? Keep scrolling!

1. Cerita untik tentang alternate story kehidupan artis-artis Hollywood di tahun 60-an. Mirip konsepnya dengan "Inglourious Basterds"

dok. Sony Pictures

"Once Upon a Time in Hollywood" mengangkat kisah hidup Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) dan Cliff Booth (Brad Pitt), dua insan Hollywood di era 60-an. Rick merupakan aktor yang mulai turun pamornya sementara Cliff merupakan stunt double untuknya.

Namun, keduanya adalah tokoh fiksi yang hidup dalam setting Hollywood nyata.

Para penggemar film-film Quentin Tarantino mungkin sudah paham dengan konsep ini. Sang sutradara pernah melakukan konsep yang sama untuk film hitsnya "Inglourious Basterds" (2009). Yaitu, tokoh utama fiksi yang dimasukkan dalam setting peristiwa di dunia nyata.

Dari sini Tarantino seolah membuat alternate reality tentang kehidupan insan perfilman Amerika Serikat pada masa itu. Kita akan mengikuti perkembangan kisah dari tiga sudut pandang berbeda. Selain dari mata Rick Dalton dan Cliff Booth, ada pula dari sisi Sharon Tate, seorang aktris yang memang benar-benar ada.

Yup! Kehidupan Rick, Cliff, dan Sharon mulai terhubung secara tak langsung ketika Rick menyadari ia bertetangga dengan Roman Polanski, sutradara beken suami Sharon Tate yang juga merupakan tokoh nyata.

2. Diperankan aktor-aktor kelas A Hollywood yang mampu menghidupkan cerita

dok. Sony Pictures

Jauh sebelum tayang, sudah bayak orang yang bersemangat menantikan "Once Upon a Time in Hollywood". Karena selain dibesut oleh sutradara pemenang lima piala Oscar, film ini juga dimainkan oleh deretan cast kelas A Hollywood.

Brad Pitt dan Leonardo DiCaprio merupakan aktor langganan Quentin Tarantino yang sebelumnya juga pernah bermain untuknya. Kali ini dua nama terkenal ini dipertemukan dan bermain bareng Margot Robbie yang juga pemegang nominasi Oscar.

Selain mereka bertiga, puluhan cast yang ikut mendukung film ini juga kelas kakap. Sebut saja Timothy Olyphant, Dakota Fanning, hingga Al Pacino!

Baca Juga: Ngakak Tapi Tegang, 6 Kelebihan Film Korea EXIT yang Tengah Viral

3. Suasana 60-an terbangun sempurna. Mulai dari setting, musik, sampai sinematografi, terasa kental vintage-nya

dok. Sony Pictures

Ber-setting di akhir era 60-an, film ini berhasil menyajikan aura Flower Generation tersebut dengan sangat apik. Mulai dari dekorasi, fashion, musik, bahkan hingga referensi kultur dan kondisi sosial politik di Amerika Serikat pada masa itu. Semuanya tergambar dengan meyakinkan.

Gaya 60-an alias Golden Age of Hollywood ini juga imersif dan sangat memengaruhi estetika film. Seperti efek editing film ala era tersebut, sampai grafis untukopening dan credit title yang kerasa banget aura vintage-nya.

Sinematografi "Once Upon a Time in Hollywood" juga lagi-lagi menonjolkan gaya khas sang sutradara. Tarantino gemar mengambil panorama indah yang memanjakan mata. Sekaligus seolah ingin menghidupkan kisah tersebut secara seutuhnya.

4. Tempo slow burn yang menghanyutkan semakin mematangkan cerita. Tapi mungkin memang tak semua penonton bisa menyukainya

dok. Sony Pictures

Dengan durasi 2 jam 40 menit, "Once Upon a Time in Hollywood" memang memiliki tempo bercerita yang tergolong lambat namun padat terisi. Istilah populernya slow burn.

Konflik yang menanti di akhir film dibangun perlahan tapi pasti. Setiap menitnya cerita dari tiga sudut pandang ini akan semakin terjalin, matang, dan meninggalkan kesan mendalam.

Sayangnya bagi mereka yang tidak terbiasa dengan tempo slow burn seperti ini mungkin akan merasa tak sabar. Apalagi para penonton yang sama sekali tak punya bayangan tentang universe Hollywood yang sedang Tarantino coba jabarkan.

5. Diwarnai humor-humor halus yang terasa natural. Buat fans berat Quentin Tarantino, akan ada bagian laga brutal khas darinya, walau film ini bergenre drama

Yang unik, "Once Upon a Time in Hollywood" juga tetap bisa menyajikan humor menggelitik yang terasa halus dan alami. Terkadang terasa absurd. Tapi sama sekali gak mengganggu dan justru jadi bumbu menarik.

Bagi fans setia Tarantino, jangan khawatir. Walau film ini bergenre drama, akan tetap ada babak yang memamerkan gaya khas sutradara ini. Yaitu adegan kekerasan yang brutal dan hampir terasa komikal.

Baca Juga: Review Film Gundala: Superhero Bumilangit Universe Paling Ditunggu!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya