TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tips Kimo Stamboel Tetap Produktif bagi Pencinta Film saat #DiRumahAja

Kimo beberkan efek COVID-19 pada perfilman #CETARIDNTIMES

instagram.com/kimostamboel

Pandemi corona telah mempengaruhi berbagai bidang, termasuk dunia perfilman. Ditutupnya bioskop dan dihentikannya proses syuting otomatis berdampak besar bagi para sineas di seluruh dunia.

Lewat Instagram Live bersama IDN Times dalam CETAR: Cerita Artis, pada Senin (20/4), Kimo Stamboel memberikan insight tentang kabar dunia perfilman saat ini. Salah satu sutradara unggulan Indonesia ini juga membagikan kiat agar kamu bisa tetap kreatif selama #diRumahAja. 

1. Kimo mengaku bahwa kondisi dunia perfilman sedang suram, namun para pekerja film harus tetap semangat dan beraktivitas sesuai kemampuan mereka selama #diRumahAja

Instagram.com/kimostamboel

Kimo Stamboel sebenarnya tak banyak ada perubahan berarti dalam kehidupan pribadi selama #diRumahAja, sebab selama ini dia memang lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Namun, proyek film terbarunya terpaksa berhenti total selama wabah COVID-19 ini. 

"Lumayan sih. Sebenarnya seharusnya di bulan April ini atau Mei gue udah start proyek lagi dan itu jelas ketunda. Sebenarnya 80 persen footage sudah kita ambil, cuman 20 persen sisanya juga penting dan masih harus kita ambil."

Selain penundaan produksi, Kimo mengaku bahwa dunia perfilman sedang menghadapi masa suram. Tak hanya di Indonesia tetapi juga di Hollywood. Dengan ditutupnya bioskop, para rumah produksi tak bisa mencapai pemasukan dari box office.

"Kalau misalnya bioskop tidak dapat menghasilkan apa-apa, ini sangat berpengaruh ke kita. Major PH kan sangat bergantung pada ticket sales box office. Kalau hal tersebut tidak ada mereka juga akan sulit untuk menginvestasikan ke proyek selanjutnya," tuturnya.

Meski begitu Kimo Stamboel juga mengungkap bahwa untuk saat ini ia dan sejumlah rekan-rekan dunia perfilman masih berusaha tetap produktif selama di rumah aja. Misalnya dengan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan atau bagi para penulis naskah dengan tetap menulis untuk menuangkan ide-ide kreatif.

Baca Juga: Review Film Ratu Ilmu Hitam, Neraka Kolaborasi Kimo dan Joko Anwar

Untuk kriteria aktor yang dipilih untuk jadi pemeran, Kimo punya cara yang unik. Pada dasarnya, Kimo sudah punya bayangan aktor mana yang cocok memerankan suatu tokoh ketika membaca naskah. Namun, ia juga tetap akan melihat respons aktor tersebut. "Tapi misalnya pas gue ketemu dia merasa gak cocok dan ogah-ogahan, pasti gue ilfil sendiri. Karena gue kalau kerja sama aktor gue pengen yang bener-bener into the character."

Terutama mereka yang sudah berpengalaman, passionate, dan bisa aktif memberi input untuk semakin memperkaya film tersebut. "Terkadang tercermin juga dari kepribadian si aktor atau aktrisnya itu sesungguhnya, jadi lebih natural," katanya.

2. Sutradara Ratu Ilmu Hitam ini membeberkan rahasianya dalam memilih cast dan kolaborasi bareng Timo Tjahjanto

Menjulang lewat film Rumah Dara (2009) bersama Timo Tjahjanto, banyak netizen yang penasaran kapan Kimo akan menggarap sekuelnya. Tadinya, proyek ini ingin dibuat secepatnya setelah Jailangkung 3, namun dengan kondisi yang tidak pasti ini tampaknya niat tersebut masih harus diundur dulu.

Komunikasi dan diskusi jadi kunci kesuksesan kolaborasi The Mo Brothers. "Pastinya sih mulai dari diskusi. Misalnya kalau kita lagi di lapangan biasanya sih gue bagi tugas. Kadang gue kadang Timo yang ngobrol ke artisnya. Tapi didiskusikan dulu," kenangnya. Menyamakan persepsi adalah hal terpenting dalam kolaborasi bersama.

3. Kimo Stamboel dan para sineas tanah air sedang membahas rencana membantu para kru film yang juga terimbas pandemi COVID-19

Instagram.com/kimostamboel

Kimo Stamboel juga menaruh kepedulian khusus terhadap para kru-kru perfilman yang sangat terdampak oleh COVID-19. Menurutnya, dua asosiasi sineas tanah air, yaitu APROFI dan IFDC sedang memikirkan dampak dan cara agar bisa membantu para kru yang terimbas krisis COVID-19.

"Kita melihat ini gak akan sebentar ya bisa beberapa bulan ke depan, sedangkan para kru bisa terkena dampak signifikan. Apalagi sebagian besar dari mereka sumber pendapatannya harian," kata Kimo.

Selain itu, para produser dan sutradara yang tergabung dalam dua asosiasi ini juga sedang memikirkan cara untuk bisa mendistribusikan bantuan kepada kru film karena belum ada gerakan sosial yang spesifik menolong golongan tersebut. "Bahkan mungkin pemerintah belum memikirkan ya, karena memang masih banyak yang lain yang harus diperhatikan."

Dalam waktu dekat, Kimo Stamboel berharap APROFI dan IFDC bisa mengumumkan program sosial tersebut yang semoga bisa diikuti oleh masyarakat umum.

Baca Juga: Pelajaran Hidup Film Ratu Ilmu Hitam, dari Hoax hingga Self Confidence

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya