TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Film Berdurasi Panjang yang Layak Sita Akhir Pekanmu 

Sekali seumur hidup, apa salahnya menonton film ini?

adegan film Mr. Bachmann and His Class (dok. Madonnen Films/Her Bachmann Und Seine Klasse)

Durasi standar film fitur pada umumnya berada pada kisaran 1-2 jam. Lebih dari itu, penonton akan terintimidasi karena khawatir bosan atau tak punya waktu. Menariknya, tak semua sutradara mengamini hal tersebut. Beberapa mengambil risiko dengan membuat karya dengan durasi 3 bahkan 7 jam. 

Waktu adalah hal yang tak bisa kembali. Bukan hal yang berlebihan bila kita dianjurkan menggunakannya sebaik mungkin. Salah satunya memilih dengan jeli apa saja yang layak menyita waktumu.

Kalau tertarik mengisi waktu luangmu dengan film berdurasi panjang, silakan coba tujuh judul berikut. Dijamin tak menyesal.

1. Jeanne Dielman, 23 quai du Commerce, 1080 Bruxelles (1975)

Jeanne Dilman adalah nama tokoh utama dalam film garapan Chantal Akerman ini. Ia dipotret sebagai sosok janda yang sering menghabiskan waktunya di dalam rumah.

Melalui kamera statis, penonton akan diajak mengamati keseharian sang lakon. Memasak, mencuci baju, menonton televisi, hingga membersihkan lantai. Sampai akhirnya kita dikejutkan dengan pekerjaan tak biasa yang ternyata dilakoni Dilman untuk bertahan hidup dan mengatasi rasa bosannya.

Jeanne Dielman, 23 quai du Commerce, 1080 Bruxelles masuk dalam salah satu film klasik legendaris dunia yang hak distribusinya dibeli Criterion. 

2. Shoah (1985)

Shoah diambil dari bahasa Ibrani yang berarti holocaust. Tidak seperti film-film holocaust pada umumnya yang sudah melalui proses dramatisasi atau berupa kumpulan footage, buah pikiran Claude Lanzmann ini merupakan kumpulan wawancara yang ia lakukan pada para penyintas tragedi kemanusiaan tersebut. 

Shoah hanya berupa audio karena tak semua penyintas bersedia membuka identitasnya. Lanzmann butuh 11 tahun untuk menyelesaikan proyek ini. Sungguh dedikasi yang tak terbantahkan. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film India Gelombang Baru, Lebih Realistis dan Inklusif

3. Satantango (1994)

Usai sukses dengan beberapa karya sebelumnya, pada 1994 Bela Tarr mengambil risiko dengan membuat film berdurasi 7 jam berjudul Satantango. Sesuai judulnya, film ini bagaikan tango atau kumpulan cerita yang tak saling berkaitan, tetapi masih dalam satu tema dan latar yang sama. 

Satantango berlatarkan Hungaria menjelang kejatuhan komunis. Saat itu, para petani di pedesaan terkumpul dalam satu asosiasi yang disebut kolkhoz. Namun, menjelang akhir tahun 1980-an, hidup mereka makin sulit. 

4. Once Upon a Time in Anatolia (2011)

Berlatarkan perbukitan di Anatolia, satuan polisi dan detektif bekerja menguak misteri penemuan jenazah. Mereka berkejaran dengan waktu dan kepentingannya masing-masing. Meski telah menangkap beberapa tersangka, ternyata menguak kasus di tengah wilayah yang luas tersebut bukan hal mudah. 

Once Upon a Time in Anatolia tayang perdana di Cannes Film Festival dan berhasil merebut Grand Prix. Usai sukses dengan karya ini, Nuri Bilge Ceylan, sang sutradara kembali menuai pujian lewat film Winter Sleep dan The Wild Pear Tree. Ceylan dikenal sebagai ahli genre eksistensialisme. 

5. Norte, the End of History (2013)

Norte, the End of History merupakan film Filipina yang tayang di Cannes pada 2013. Berdurasi 3 jam, penonton akan diperkenalkan pada dua pria yang berhutang pada rentenir. Berniat menghilangkan beban utang, mereka pun merencanakan pembunuhan pada sang rentenir dan keluarganya. 

Film ini bertema pertentangan moral yang kemudian dimasukkan dalam kategori tema "Crime and Punishment". Tema tersebut muncul setelah kesuksesan novel berjudul sama karya sastrawan Rusia, Fyodor Dostoevsky. 

6. Happy Hour (2015)

Meski berdurasi lebih dari 5 jam, banyak yang bilang film asal Jepang ini layak diapresiasi. Happy Hour merupakan kisah persahabatan empat perempuan yang berusia 30-an. Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Kobe yang berada di pesisir laut dan menekuni profesi yang berbeda. Kehidupan personal mereka pun bervariasi. 

Film ini digarap Ryusuke Hamaguchi yang tahun lalu merilis Drive My Car. Sesuai dengan gaya artistik khas sang empu, Happy Hour penuh dengan dialog penuh makna yang reflektif dan menenangkan. 

Baca Juga: 15 Film Netflix 2022 Jebolan Festival Film Bergengsi, Patut Dinanti!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya