TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Film Eropa Genre Coming-of-Age, Klasik sampai Modern

Bisa ditonton ramai-ramai bareng keluarga 

adegan film Graduation dari Rumania (dok. Mobra Films via hollywoodreporter.com)

Transisi antara anak-anak atau remaja ke dewasa adalah salah satu fase paling kompleks dalam hidup manusia. Fase ini pula yang kemudian menginspirasi munculnya genre coming-of-age dalam karya seni, terutama dalam bentuk layar lebar. Dari ranah Hollywood, film-film macam Eighth Grade dan Lady Bird adalah contoh terbaiknya. 

Bagaimana dengan di Eropa? Ternyata genre ini berkembang di Eropa sejak tahun 1950-an. Berikut beberapa film Eropa bertema coming-of-age terbaik yang bisa kamu tonton bareng keluarga. Mulai dari yang klasik sampai modern. 

1. Bicycle Thieves (1948)

Bicycle Thieves berlatarkan Italia pasca Perang Dunia II. Saat itu, banyak rakyat yang dilanda kemiskinan dan harus berebut pekerjaan, salah satunya seorang pria bernama Antonio. Bekerjasama dengan sang istri, Antonio berhasil membeli sepeda yang akan dipakainya untuk bekerja sebagai kurir brosur. 

Namun, di hari pertamanya bekerja, sepeda Antonio dicuri seseorang. Bersama sang putra, Bruno, Antonio pun melakukan pencarian sepedanya secara mandiri setelah melihat polisi tak menanggapi serius laporan kehilangannya. Bicycle Thieves jadi salah satu film berbahasa asing terbaik versi polling BBC. 

2. Mon Oncle (1958)

Mon Oncle sebenarnya berkutat pada sosok pria bernama Hulot yang prihatin dengan perkembangan tren konsumerisme di sekitarnya. Hulot tinggal di rumah orang tuanya yang penuh dengan barang-barang stylist tanpa fungsi yang benar-benar jelas. 

Sosok Hulot digambarkan dalam film lewat sudut pandang kemenakannya yang masih berusia 9 tahun, Gerard Arpel. Keluarga Arpel sendiri juga punya kecenderungan materialistik yang membuat hubungannya dengan Hulot pun jadi renggang, tetapi juga kocak. Film ini penuh dengan komentar sosial yang menarik. 

4. The 400 Blows (1959)

The 400 Blows adalah salah satu film terbaik sepanjang masa versi berbagai media besar internasional. Bintang utamanya adalah aktor kawakan Prancis, Jean-Pierre Léaud yang saat itu masih berusia belia. Ia memerankan sang lakon, Antoine Doinel, seorang bocah 12 tahun yang mengalami masalah di rumah dan di sekolah. 

Ia akhirnya dikeluarkan dari sekolah setelah terbukti melakukan plagiarisme. Setelah keluar, ia bahkan terjerembab dalam tindak kriminal yang membuatnya harus menghabiskan waktu di penjara. Kisah dan karakter Doinel sendiri terinspirasi dari pengalaman pribadi sang sutradara, François Truffaut. Film ini tak hanya merajai Cannes Film Festival di masanya, tetapi juga berhasil menyabet nominasi BAFTA dan Academy Awards. 

Baca Juga: 7 Film Indonesia Hasil Remake Film Luar Negeri, Bisa Tebak?

4. The Promise (1996) 

La Promesse atau The Promise adalah film karya dua bersaudara, Luc dan Jean-Pierre Dardenne. Kisahnya tentang seorang remaja bernama Igor yang bekerja di proyek bangunan bersama ayahnya yang menjadi mandor. Sang ayah dikenal suka mengeksploitasi para imigran tanpa dokumen. 

Kebiasaannya itu berbuah petaka. Seorang pekerja bangunan meninggal karena kecelakaan kerja, meninggalkan keluarga yang terancam terlantar. Igor pun memilih untuk mengkhianati ayahnya dan membantu keluarga pekerja yang meninggal tersebut. La Promesse juga banyak dipuji atas kualitas ceritanya. 

5. The Son's Room (2001)

adegan film The Son's Room (dok. Cannes Film Festival via europeanfilmawards.eu)

Film Italia ini dimulai dengan perkenalan sebuah keluarga kelas menengah yang tinggal di sebuah kota kecil di Italia Utara. Mereka terdiri dari seorang ayah, ibu, dan dua anak yang beranjak remaja. Sang ayah yang bekerja sebagai seorang psikolog membuka praktik di rumahnya. Setiap kali mereka bertanya tentang keberadaan putranya, sang ayah selalu membuat jawaban yang berbeda-beda. 

Sampai perlahan penonton tahu bahwa sang anak meninggal karena sebuah kecelakaan. Walaupun tak mengandung plot twist, film ini menggambarkan perasaan orang-orang yang berjuang melawan rasa kehilangan dengan sangat realistis. Tak heran kalau The Son's Room menyabet Palme d'Or di Cannes. 

6. Monsieur Ibrahim (2003)

Monsieur Ibrahim adalah persahabatan antara seorang remaja Yahudi bernama Momo dengan tetangganya, seorang pria muslim bernama Ibrahim yang memiliki toko kelontong. Keduanya diperankan oleh aktor Prancis, Pierre Boulanger dan aktor senior Mesir, Omar Sharif. 

Meski berbeda budaya dan keyakinan, Momo belajar banyak dari Ibrahim. Bahkan Ibrahim menggantikan sosok ayah yang tak pernah benar-benar Momo miliki karena depresi yang diidapnya. 

7. La Famille Bélier (2014)

Film coming-of-age Eropa berikutnya datang dari Prancis dengan judul La Famille Bélier. Ia mengikuti kehidupan Paula, satu-satunya anggota keluarga yang bisa mendengar dan berbicara di keluarganya. Kedua orang tua dan adik laki-lakinya adalah bisu-tuli. 

Sejak kecil ia terbiasa menjadi interpreter untuk keluarganya dan ia merasa bertanggung jawab pada mereka. Sampai suatu hari, ia mendapat kesempatan untuk audisi di sebuah kampus musik di luar kota. Film ini dibuat ulang dalam versi Hollywood dengan judul CODA yang kemarin memenangkan Best Picture di Oscar. 

Baca Juga: 5 Fakta Film Drag Me to Hell, Wajib Ditonton Pecinta Film Horor

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya