TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Film Maroko Terbaik, Ada yang Diputar di Festival Cannes!

Film The Blue Caftan mewakili Maroko untuk Oscar 2023

The Blue Caftan karya Maryam Touzani (dok. Les Films du Nouveau Monde/The Blue Caftan)

Melansir Morroco World News, industri film Maroko sempat tertatih-tatih usai Raja Mohammed VI turun tahta pada 1999. Ia adalah seorang pemimpin yang memiliki ketertarikan khusus pada seni dan film. Namun, beberapa tahun belakangan terjadi kemajuan pesat di industri film Maroko. 

Kebanyakan didukung oleh diaspora mereka di luar negeri yang mampu melihat Maroko dari kacamata yang lebih lebar. Mulai banyak karya progresif yang mengangkat hal-hal yang selama ini dianggap biasa di Maroko, tetapi sebenarnya punya nilai lebih ketika disebarluaskan ke audiens luar negeri. Termasuk berbagai restriksi terkait kebebasan berpendapat hingga norma-norma yang bisa dibilang terlalu mengekang. 

Beberapa tahun belakangan, berbagai film terbaik karya sineas Maroko juga berhasil tayang di berbagai festival film bergengsi, termasuk Cannes, Venice, dan Sundance.

Berikut beberapa daftar judul film Maroko terbaik yang bisa kamu tilik. Ada film apa saja?

1. The Damned Don’t Cry (2022)

The Damned Don’t Cry karya Fyzal Boulifa (dok. Vixens Film/The Damned Don't Cry)

The Damned Don't Cry bukan tipe film drama yang penuh kehangatan dan cinta. Justru sebaliknya, ia merupakan potret pahit kehidupan keluarga dengan masalah ekonomi yang pelik.

Sang lakon, Selim merupakan remaja yang hanya punya ibu. Mereka tinggal di sebuah kontrakan sederhana dan berbagi matras untuk tidur. 

Untuk menafkahi Selim dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, sang ibu ternyata bekerja sebagai pekerja seks komersial. Hal yang akhirnya dilakukan Selim pula untuk membantu ekonomi keluarganya.

Cerita film ini sangat miris dan penuh fakta mencengangkan tentang disparitas ekonomi di Maroko. Film ini tayang perdana di Venice Film Festival 2022. 

Baca Juga: 6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatif

2. The Blue Caftan (2022)

The Blue Caftan karya Maryam Touzani (dok. Les Films du Nouveau Monde/The Blue Caftan)

The Blue Caftan mengikuti kehidupan suami istri yang bekerja bersama mengelola bisnis toko kain kaftan. Namun, sebuah perasaan aneh menyelimuti sang suami kala bertemu dengan karyawan baru mereka. 

Mengingat temanya cukup sensitif, film ini lumayan menuai kontroversi di Maroko yang tidak melegalkan LGBTQ+. Walau begitu, film karya Maryam Touzani ini dipilih jadi submisi resmi Maroko pada ajang Academy Awards alias Oscars 2023. 

3. Animalia (2022)

Animalia karya Sofia Alaoui (dok. Sundance/Animalia)

Animalia mengikuti sudut pandang Itto yang sedang hamil besar dan ditinggal sang suami untuk berdinas ke luar kota. Pada saat yang sama, sebuah bencana alam terjadi dan Itto terpaksa bersandar pada dirinya sendiri. 

Pada masa krisis ini, Itto akhirnya menemukan konsep emansipasi. Jauh dari ekspektasinya, Itto ternyata mampu melakukan banyak hal sendiri tanpa harus menunggu orang lain menyelamatkannya. Film Maroko garapan Sofia Alaoui ini sudah dikonfirmasi akan tayang perdana di Sundance Film Festival 2023. 

4. Casablanca Beats (2021) 

Casablanca Beats (dok. Unifrance/Casablanca Beats)

Pernah jadi submisi resmi Maroko untuk Oscars 2022, Casablanca Beats bercerita tentang seorang mantan rapper yang pensiun dan menjadi guru di sebuah kota di Maroko. Ia kemudian menginspirasi anak-anak didiknya untuk tidak ragu mengekspresikan diri lewat musik hiphop. 

Ini bukan hal mudah mengingat anak-anak di kota tersebut didoktrin kuat untuk mempertahankan tradisi. Casablanca Beats sempat tayang perdana di Cannes Film Festival juga, lho. 

5. Adam (2019) 

film Adam karya Maryam Touzani (dok. Cineuropa/Adam)

Sebelum The Blue Caftan, ternyata Touzani pernah menggarap film lain berjudul Adam. Film ini tayang di Cannes Film Festival dan dapat ulasan positif. Touzani lagi-lagi mengangkat isu yang cukup tabu di Maroko. Lakon di filmnya adalah seorang perempuan muda bernama Samia yang hamil di luar ikatan pernikahan. 

Untuk menyelamatkan diri dari pandangan sinis orang, seorang janda dan anak perempuannya bersedia menampung Samia di rumah mereka. Samia bekerja membantu bisnis roti keluarga tersebut dan ketiganya membentuk ikatan yang saling menguatkan. 

Baca Juga: 5 Film Trilogi Terbaik dari Sutradara Auteur, Sinefil Harus Nonton!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya