TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Film Rilisan 2023 yang Rangkum Fenomena Setahun, bak Kaleidoskop

Relevansinya dengan kenyataan bikin merinding

Earth Mama (dok. A24/Earth Mama)

Tiap penghujung tahun, kaleidoskop alias rekap kejadian penting sepanjang 365 hari terakhir disibak. Dari sesederhana genre musik yang paling sering didengar sampai yang lebih serius seperti konstelasi politik dunia. Tiap tahunnya ada hal baru, tetapi tak sedikit hal yang sudah berulang dari tahun ke tahun dan belum terselesaikan. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, 2023 juga diwarnai suka dan duka. Bila boleh merangkumnya lewat karya sinematik, lima film rilisan 2023 yang rangkum fenomena setahun berikut ini ideal menggambarkan berbagai hal yang terjadi sepanjang tahun 2023.

1. Pekerja overwork dan underpaid dipotret dalam Do Not Expect Too Much From the End of the World (2023)

Do Not Expect Too Much of the End of the World (dok. 4 Proof Film/Do Not Expect Too Much of the End of the World)

Bukan fenomena baru, tetapi isu pekerja bergaji kecil yang harus kerja bagai kuda masih jadi obrolan hangat tahun 2023 ini. Meski tahun ini yang jadi sorotan di dalam negeri adalah industri kuliner, sebenarnya masalah pekerja underpaid dan overwork bisa ditemukan di segala sektor. Pas banget, pada 2023, sutradara Rumania Radu Jude merilis film komedi gelap bertajuk Do Not Expect Too Much From the End of the World. 

Ia mengikuti kehidupan seorang kreator konten lepas yang dapat pesanan video dari sebuah perusahaan multinasional. Bertemakan keselamatan kerja, sang kreator konten justru harus menomorduakan keselamatannya sendiri demi dapat gambar yang sesuai ekspektasi pemesannya. Film ini terpilih jadi submisi resmi Rumania untuk Academy Awards 2024. 

Baca Juga: 13 Potret Rumah Baru Atta yang 90 Persen Jadi, Lebih Mewah dari Hotel

2. Fallen Leaves (2023) bicara soal warga sipil tidak berdaya hanya bisa pasrah dan melanjutkan hidup di dunia yang tak baik-baik saja

Fallen Leaves (dok. The Match Factory/Fallen Leaves)

Fallen Leaves sekilas dikemas seperti film romansa biasa. Namun, Aki Kaurismaki selaku sutradara bukan tipe sineas yang membiarkan filmnya sedangkal itu. Berlatarkan Finlandia yang bertetangga dengan Rusia, Kaurismaki menyertakan kekhawatiran soal potensi meluasnya konflik lewat para protagonisnya.

Sama seperti kita yang hanya bisa pasrah dan berusaha sebisa mungkin memperjuangkan perdamaian berkelanjutan di belahan dunia lain, para protagonis dalam film ini pun hanya bisa pasrah sambil tetap berusaha melanjutkan hidup. Selain itu, Kaurismaki juga menyertakan isu khas kelas pekerja seperti keengganan pelaku usaha menawarkan kontrak permanen untuk para pekerjanya. 

3. Konflik agraria yang selalu ada dari tahun ke tahun diangkat dalam Evil Does Not Exist (2023)

Evil Does Not Exist (dok. Toronto International Film Festival/Evil Does Not Exist)

Konflik agraria juga masih jadi hal yang lumrah kita temukan. Apalagi dengan adanya ekspansi industri wisata yang didukung pemasaran lewat media sosial. Ini yang dipotret Ryusuke Hamaguchi dalam film terbarunya, Evil Does Not Exist. 

Hamaguchi akan mengajakmu mengikuti sudut pandang penduduk desa yang harus merelakan lahan kosong di dekat pemukiman mereka berubah jadi area glamping. Ini jelas bukan kasus eksklusif di Jepang, sebaliknya sebuah fenomena global. Kritiknya soal ekspansi industri dan kapitalisme benar-benar provokatif dan membuka mata. 

4. Earth Mama (2023), perjuangan membesarkan anak di tengah situasi ekonomi yang tak bersahabat

Earth Mama (dok. A24/Earth Mama)

Earth Mama sebenarnya fokus pada isu motherhood, tetapi dengan pendekatan yang amat realistis dan sulit. Lakonnya seorang perempuan muda kulit hitam bernama Gia (Tia Nomore) yang punya masalah adiksi. Ia sudah kehilangan hak asuh dua anak tertuanya dan masih menanti kelahiran bayi dalam kandungannya. 

Sebagai orang yang tak mengenal Gia, penonton akan cenderung menyalahkan kecerobohannya memiliki anak di tengah kondisi yang tak stabil. Namun, film ini berusaha memaksa penonton berada di posisi Gia. Mau tak mau, sadar atau tidak, itu akan mengasah kepekaan dan empatimu. 

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya