TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Film Yakuza dengan Plot Santuy, Bisa Jadi Teman Ngabuburit

Aman dari adegan dewasa

Kids Return (dok. Bandai Visual Company/Kids Return)

Terlepas dari kontroversi dan aktivitasnya yang meresahkan, yakuza (organisasi kriminal Jepang) punya peran dan status dalam tatanan masyarakat setempat. Untuk para sineas, yakuza adalah salah satu tema yang memikat saat diangkat ke layar lebar. Bahkan, yakuza sudah jadi genre khusus dalam sinema Jepang dan tak sedikit sineas yang punya spesialisasi dalam genre itu. Sebut saja ada Takeshi Kitano, Kinji Fukasaku, dan Takashi Miike. 

Bahkan, sutradara Yasujiro Ozu, yang dikenal lewat genre drama domestik, pernah membuat satu film yakuza dalam kariernya. Sesuai dengan sifat alamiah organisasi kriminal, film-film yakuza pun lekat dengan adegan kekerasan dan konten seksual. Menariknya, ternyata ada beberapa film yakuza yang relatif aman dari adegan eksplisit. Bisa jadi teman ngabuburit, nih. Silakan catat daftarnya berikut.

1. Kids Return (1996)

Kids Return (dok. Bandai Visual Company/Kids Return)

Kids Return jauh lebih santuy alias kalem dibanding film-film yakuza garapan Takeshi Kitano lainnya. Film ini mengikuti dua murid SMA bandel bernama Masaru dan Shinji. Sering bolos dan hobi memalak adik kelas, keduanya sering jadi bahan gunjingan guru yang putus asa akan masa depan mereka.  

Namun, semua berubah saat Shinji menemukan kecintaan dan bakatnya di bidang tinju dan tertarik menekuninya. Ini lain halnya dengan Masaru yang tergiur bergabung dengan geng kriminal dan mulai menapaki hierarki dari bawah. Kocak dan cenderung minimalis, Kids Return disebut salah satu film yakuza terbaik yang pakai pendekatan coming of age. 

2. First Love (2019)

First Love (dok. Well Go USA Entertainment/First Love)

Kalau Kids Return pakai pendekatan coming of age, film First Love mengombinasikan action pack ala sinema yakuza dengan manisnya rom com. Penonton akan diajak mengikuti pertemuan Leo, petinju yang didiagnosis mengidap tumor otak dengan cinta pertamanya. Ia adalah Monica, perempuan muda yang disekap yakuza untuk jadi pekerja seks komersial guna membayar utang ayahnya.

Tak seperti karya-karya Takashi Miike lainnya yang eksplisit, bahkan kontroversial, First Love jauh lebih kalem. Ia dengan proporsional membagi porsi rom com dan aksi secara imbang. Meski begitu, Miike tak serta-merta menyisihkan adegan slasher yang jadi salah satu ciri khas genre yakuza.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Jepang tentang Yakuza yang Wajib Kamu Tonton

3. Kikujiro (1999)

Kikujiro (dok. Sony Pictures Classics/Kikujiro)

Bila ingin nonton film yakuza santuy lain dari Takeshi Kitano, coba Kikujiro. Film ini mendapuk aktor cilik Kitano, bahkan secara strategis meminggirkan adegan kekerasan dan perkelahian dari layar. Bertema road trip, kamu akan mengikuti perjalanan seorang mantan anggota geng kriminal yang diminta istrinya mengantar tetangga bocilnya.

Sang bocah bernama bernama Masao yang saat libur musim panas nekat pergi sendiri menuju alamat rumah ibunya di luar kota. Awalnya ogah-ogahan, bahkan cenderung tak niat, sang mantan yakuza itu justru merasa iba dan menemukan banyak kesamaan antara dirinya dengan sang bocah. Kocak dan aman dari adegan eksplisit, tak heran kalau film ini bahkan dapat rating usia PG-13 atau di bawah bimbingan orang tua untuk anak 13 tahun ke bawah.

4. Under the Open Sky (2020)

Under the Open Sky (dok. Toronto International Film Festival/Under the Open Sky)

Under the Open Sky mengikuti kehidupan seorang mantan anggota yakuza yang baru bebas dari penjara setelah menjalani kurungan belasan tahun. Ia berniat untuk kembali ke jalan yang lurus. Wataknya yang keras, usianya yang sudah menua, kondisi kesehatan yang menurun, ditambah orang-orang di sekitarnya yang gemar menghakimi, membuat perjalanannya penuh hambatan. Saat tak kunjung dapat pekerjaan, ia terpaksa menerima tawaran sutradara yang berniat mendokumentasikan hidupnya dalam bentuk film dokumenter. 

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya